LombokCare membantu anak-anak dengan kaki pengkor

id Kaki Pengkor ,Kaki Pengkor di Lombok,LombokCare,Hari Kaki Pengkor Sedunia,Terapi Kaki Pengkor

LombokCare membantu anak-anak dengan kaki pengkor

Ahli fisioterapi dari LombokCare menjelaskan terapi bagi anak dengan kaki pengkor pada acara peringatan Hari Kaki Pengkor Sedunia di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (3/6/2023). (ANTARA/Dhimas B.P.)

Peran orang tua dalam persoalan ini menjadi salah satu faktor penting dalam penyembuhan


"Alhamdulillah sekarang anak saya, Muhamad Hulil Hamzah, sudah bisa jalan normal. Kakinya sudah bagus," kata Husniati.

Husniati membawa anaknya ke Yayasan LombokCare pada tahun 2021. Ketika itu anaknya masih berusia lima bulan.

Menurut dia, anaknya sempat rewel pada awal pelaksanaan terapi.

"Saat itu yang beratnya pas masih awal-awal, pas pasang gips, anak saya rewel. Tetapi, setelah beberapa kali di terapi, anak saya mulai terbiasa, setelah itu tidak lagi rewel," katanya.

Muhamad Hulil Hamzah sekarang berusia dua tahun empat bulan dan sudah tidak memakai brace. Husniati bersyukur anaknya bisa berjalan sebagaimana anak-anak lain.

Dia mendorong para orang tua yang memiliki anak bayi dengan kaki pengkor untuk segera mengakses layanan terapi.

"Semakin cepat ditangani semakin cepat sembuhnya. Jadi, datang saja ke LombokCare. Pelayanan di sini ramah dan gratis," kata Husniati, yang bekerja di Yayasan Anak Bangsa di Kabupaten Lombok Tengah.

Menurut artikel yang disiarkan di laman resmi Kementerian Kesehatan, kelainan bawaan berupa kaki pengkor atau Congenital Talipes Equinovarus (CTEV) angka kejadiannya antara satu sampai dua kasus per seribu kelahiran bayi.

Penyebab dari kelainan bawaan CTEV belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa teori yang menyatakan kelainan itu dapat disebabkan oleh faktor genetik, masalah kehamilan, dan infeksi.