Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menggelar gerakan serentak pangan murah guna mengendalikan inflasi di berbagai kabupaten dan kota di wilayah itu.
Asisten II Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi ( Pemprov) NTB, Fathul Gani mengatakan bahwa selain menjaga stabilisasi harga pangan bagi masyarakat, gerakan pangan murah untuk menekan inflasi di berbagai kabupaten kota di NTB.
"Mudah-mudahan gerakan pangan murah dapat membantu kebutuhan pangan yang lebih murah bagi masyarakat NTB secara luas," ujarnya di Mataram, Senin.
Ia menyatakan gerakan pangan murah serentak ini merupakan inisiatif untuk memudahkan akses masyarakat dalam memperoleh pangan yang berkualitas dengan harga terjangkau.
"Upaya ini diharapkan dapat mendukung ketersediaan pangan yang cukup dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat dalam mencapai kesejahteraan pangan," katanya.
Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan NTB, Azis mengatakan bahwa pemerintah terus berikhtiar memberikan bantuan pangan ke masyarakat yang membutuhkan.
Pada tahap pertama Mei-Juli sudah terealisasi seratus persen, tahap kedua bulan September-November sudah terealisasikan 6.270 keluarga penerima manfaat.
"UMKM kita telah kita libatkan dan hadirkan ikut berpartisipasi menyediakan pasar pangan murah," ungkapnya.
Dalam gerakan pangan murah yang digelar di NTB juga dirangkaikan dengan gerakan pangan murah serentak di seluruh Indonesia.
"Jadi kita gelar ini dalam rangka menjaga stabilisasi dan harga pangan murah bagi masyarakat," katanya.
Berita Terkait
Pemprov NTB menggelar gerakan pangan murah untuk tekan inflasi
Rabu, 12 Juli 2023 21:25
Harga Bitcoin menguat dipicu inflasi AS yang sesuai ekspektasi
Kamis, 16 Mei 2024 19:28
MSIG Life sebut klaim kesehatan triwulan I naik 20 persen
Rabu, 15 Mei 2024 15:21
BPS sebut naiknya tensi geopolitik global
Kamis, 2 Mei 2024 20:21
Inflasi Lebaran terkendali berkat pasokan beras terjaga
Kamis, 2 Mei 2024 19:34
Menko sebut Indonesia berpengalaman atasi inflasi saat konflik Rusia-Ukraina
Jumat, 19 April 2024 6:41
Waspadai risiko inflasi imbas konflik Iran-Israel
Senin, 15 April 2024 20:31
PMI Manufaktur konsisten ekspansi 31 bulan berturut-turut
Jumat, 5 April 2024 5:42