Mataram (ANTARA) - Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) berupaya menyatukan kekayaan produk kreatif Nusantara dalam satu wadah yang terintegrasi, sekaligus memperluas jangkauan pasar UMKM lokal ke tingkat nasional bahkan internasional.
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, menegaskan bahwa e-Craft bukan sekadar toko daring. Platform ini dirancang sebagai pusat data kreatif Indonesia yang akan memperkenalkan kekayaan budaya dan produk unggulan dari berbagai daerah di luar Bali dan Jakarta, yang selama ini mendominasi citra pariwisata nasional.
"Tantangan e-Craft ke depan adalah bagaimana kita bisa menyatukan database produk kreatif Indonesia. Orang harus tahu bahwa Indonesia itu bukan cuma Bali atau Jakarta. Lombok, misalnya, punya potensi yang luar biasa," ujar Irene dalam pertemuan dengan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) anggota Lombok Womenpreneur Club (LWC), di Mataram, Sabtu.
Menurutnya, e-Craft menjadi jawaban atas kebutuhan digitalisasi sektor ekonomi kreatif yang belum terhubung secara sistematis. Dengan platform ini, konsumen baik dalam maupun luar negeri dapat dengan mudah menemukan produk, informasi sejarah, hingga layanan wisata berbasis daerah.
"Kalau ada orang di Lombok mau belanja atau cari tour guide, semuanya bisa tersedia di e-Craft. Ini bukan hanya soal jual beli, tapi pusat informasi ekonomi kreatif kita," ujarnya.
Lebih dari sekadar inovasi digital, Irene juga menyoroti pentingnya tahapan dalam pengembangan UMKM, mulai dari keberlanjutan usaha, penetrasi pasar nasional, hingga kesiapan menghadapi pasar global.
Ia menekankan bahwa kualitas dan kapasitas produksi menjadi kunci agar produk Indonesia mampu bersaing secara konsisten di kancah internasional.
"Jangan sampai saat permintaan datang, pelaku UMKM tidak mampu memenuhi karena keterbatasan produksi. Ini yang kita perhatikan, agar ketika ekspor dilakukan, kualitas tetap terjaga dan kapasitas bisa memenuhi permintaan," ucapnya.
Ia menambahkan langkah konkret pemerintah dalam mendukung UMKM juga tercermin dari partisipasi Indonesia dalam Osaka World Expo di Jepang. Pameran internasional ini menjadi ajang penting untuk memperkenalkan produk-produk unggulan Indonesia kepada dunia, hasil kurasi dari berbagai daerah.
"Kami tidak hanya mendata, tapi juga mengkurasi produk untuk dibawa ke Osaka World Expo. Ini bagian dari peta jalan kita memperkenalkan Indonesia ke dunia," kata Irene.
Menariknya, pembangunan e-Craft juga dilakukan melalui kolaborasi lintas daerah. Salah satunya bekerja sama dengan perusahaan asal Yogyakarta yang berbasis nasional namun memilih Jogja sebagai basis inovasi. Pendekatan ini dinilai efisien dan mampu menjawab kebutuhan digitalisasi UMKM dengan anggaran terbatas.
"Platform ini kita bangun dengan dukungan perusahaan lokal, budget rendah tapi tepat guna. Selain efisien, juga membuka ruang bagi para pelatih dan mentor untuk meningkatkan kapasitas pelaku UMKM," ujarnya.
Founder Lombok Womenpreneur Club (LWC), Indah Purwanti, mengapresiasi berbagai program Kemenekraf yang dinilai sangat relevan dan dibutuhkan UMKM saat ini.
"Senang sekali atas kehadiran Ibu Wamen Irene. Banyak informasi dan fasilitas yang kami dapat, dari pembinaan sampai akses BPJS untuk Pejuang e-Craft. Ini waktunya UMKM tahu dan akses semua peluang itu," ujarnya.
Ia juga berharap agar sinergi antara Kemenekraf dan pelaku UMKM terus diperkuat, khususnya dalam hal pembinaan dan koneksi ke jaringan pasar yang lebih luas.
"Harapannya, anggota LWC dan UMKM Lombok bisa benar-benar memanfaatkan fasilitas dari pemerintah. Networking itu penting, dan Bu Irene tadi juga menjanjikan koneksi ke berbagai stakeholder Kemenekraf," ucapnya.