DPD Minta Pemerintah Tidak Impor Bawang Merah

id DPD FAROUK

"Ada baiknya, dalam upaya menstabilkan harga bawang merah saat bulan suci Ramadhan, pemerintah menyerap bawang merah milik petani lokal yang saat ini sedang masuk masa panen,"
Mataram (Antara NTB) - Dewan Perwakilan Daerah RI meminta pemerintah agar tidak melakukan impor bawang merah karena akan menyebabkan petani lokal merugi.

"Ada baiknya, dalam upaya menstabilkan harga bawang merah saat bulan suci Ramadhan, pemerintah menyerap bawang merah milik petani lokal yang saat ini sedang masuk masa panen," kata Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad di Mataram, Senin.

Ia menganjurkan pemerintah sebaiknya mempertimbangkan secara seksama dan matang untuk melakukan impor bawang merah, karena kebijakan tersebut berpotensi merusak tata niaga dan produksi bawang merah nasional.

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang merupakan salah satu pusat produksi bawang merah Nasional, luas panen bawang merah bulan Mei dan Juni diperkirakan mencapai 963 Ha, lalu bulan Juli meningkat seluas 2.230 ha dengan harga yang berlaku Rp18.000 hingga Rp23.000 per kg.

Farouk mengimbau pemerintah agar lebih baik menyerap produksi bawang merah nasional, dibandingkan melakukan impor agar menggairahkan

produksi petani, juga akan menstabilkan harga bawang di pasaran.

Selama ini, kenaikan harga bawang lebih banyak dinikmati oleh pedagang/distributor dibandingkan dengan petani. Rentang distribusi yang panjang dan minimnya pasokan, seringkali dijadikan alasan sebagian pihak untuk mendorong pemerintah mengambil kebijakan impor.

"Berdasakan data dari Kementan dan dinas terkait di Daerah, pada umumnya produksi bawang merah nasional dapat mencukupi kebutuhan konsumen sepanjang bulan suci Ramadhan," tegas senator NTB dua periode ini.

Farouk yang juga Ketua Majelis Percepatan Pembangunan Daerah Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) meminta pemerintah segera menyerap bawang merah lokal dari sentra-sentra produksi nasional.

Dirinya menambahkan perlu upaya serius menekan biaya distribusi komoditas strategis nasional seperti bawang merah dengan perbaikan sistem logistik, perbaikan infrastruktur dan tata niaga yang lebih berimbang.

"Manajemen stok bawang merah harus terintegrasi secara baik dari mulai proses on farm (produksi) hingga off farm (pasca panen) antarkementerian /lembaga, agar monitoring dan stabilitas bawang merah nasional dapat terjaga," saran farouk.

Rencananya, pemerintah mengimpor 2.500 ton bawang merah, untuk bisa menekan harga saat Bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Untuk diketahui, saat ini harga bawang merah mencapai Rp40.000/kg, dan ditargetkan turun jadi Rp25.000/kg. Untuk menurunkan harga bawang merah, pemerintah menugaskan tiga BUMN melakukan impor. (*)