Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berupaya menghambat laju inflasi dengan memaksimalkan subsidi transportasi dan Warung Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
"Ini bagian dari upaya untuk menstabilkan harga bahan kebutuhan pokok," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangannya di Surabaya, Minggu.
Menurut dia, berbagai strategi telah dilakukan oleh Pemkot Surabaya, mulai dari menggelar pasar murah, penanaman komoditi cabai serentak, hingga membuat Warung TPID.
Salah satu cara untuk menekan laju inflasi di Kota Surabaya, lanjut dia, adalah memberikan subsidi transportasi. Subsidi transportasi ini bukan hanya untuk menekan laju inflasi, akan tetapi juga untuk menyesuaikan harga bahan kebutuhan pokok dengan harga eceran tertinggi (HET).
“Surabaya ini bukan penghasil, tapi penampung. Jadi Kota Surabaya ini mengambil (bahan kebutuhan pokok) dari tempat lain. Insya Allah yang kita lakukan adalah subsidi yang terkait dengan transportasi,” katanya.
Wali Kota Eri menyebutkan, ketika Kota Surabaya mengambil bahan kebutuhan pokok dari daerah lain dan ternyata harganya tinggi, maka akan dijual kembali sesuai dengan harga tengkulak.
"Contoh, seumpama mengambil cabai dari Nganjuk harganya Rp1.000, maka menjualnya juga Rp1.000. Karena kita mensubsidi transportasinya, kita tidak bisa mensubsidi pupuk dan lain-lainnya, jadi itu yang dimaksimalkan,” ucapnya.
Wali kota yang akrab disapa Cak Eri itu memastikan, harga sembako saat ini masih stabil di Kota Surabaya. Stabilnya harga sembako ini karena Pemkot Surabaya membuka Warung TPID di pasar-pasar. Cak Eri menyebutkan, harga sembako seperti beras, minyak, dan gula di Warung TPID disesuaikan dengan HET. Dia menjamin, adanya warung tersebut maka harga bahan pokok tersebut bisa stabil.
“Kami berikan poster dan spanduk besar harganya sama dengan HET. Jadi kalau ada toko lain yang menjual itu (beras, minyak, dan gula) bisa membeli di Warung TPID,” katanya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Inflasi Kota/Kabupaten Month to Month (m-to-m) per November 2023, Kota Surabaya sebesar 0,26 persen. Sedangkan inflasi Year on Year (y-o-y) per November 2023 sebesar 3,31 persen.
Komoditas yang andil dalam inflasi m-to-m di Kota Surabaya pada bulan November 2023 diantaranya adalah, cabai rawit, angkutan udara, cabai merah, emas perhiasan, bawang merah, telur ayam ras, gula pasir, ikan mujair, apel, dan brokoli.
Baca juga: Perlunya integrasi subsidi antar moda angkutan
Baca juga: KAI Commuter tambah gate elektronik tambahan
Sedangkan komoditas yang andil dalam deflasi m-to-m di Kota Surabaya pada November 2023 yakni bensin, daging ayam ras, melon, kacamata, tarif kendaraan roda 4 daring, daging sapi, pembalut wanita, bawang putih, tomat, dan ayam hidup.
Berita Terkait
Unit pelayanan kesehatan dibuka di areal perkantoran Pemkot Mataram
Senin, 18 Maret 2024 16:01
Suara legislator, Reni Astuti sarankan ada peta banjir digital di Surabaya
Selasa, 27 Februari 2024 8:04
Mewadai penyandang disabilitas gunakan hak pilih di Pemilu 2024
Rabu, 7 Februari 2024 8:12
Abdul Ghoni: Penataan THP kenjeran Surabaya bisa dongkrak PAD
Selasa, 23 Januari 2024 18:58
ASN Surabaya dilarang pose foto tertentu jelang Pemilu 2024
Jumat, 17 November 2023 19:13
DPRD Surabaya usulkan penerima Beasiswa Pemuda Tangguh 2024
Rabu, 8 November 2023 7:49
Surabaya maksimalkan promosi Piala Dunia U-17
Sabtu, 28 Oktober 2023 18:38
Surabaya pasang penguat sinyal di stadion GBT menjelang PD U-17
Rabu, 25 Oktober 2023 21:01