Perlunya integrasi subsidi antar moda angkutan

id Kementerian BUMN,Transportasi,Logistik,Angkutan perintis,Subsidi

Perlunya integrasi subsidi antar moda angkutan

KRL tujuan Nambo-Jakarta Kota melintas di Stasiun Pondok Rajeg yang sedan dibangun, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/11/2023). Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menyatakan reaktivasi stasiun Pondok Rajeg bertujuan meningkatkan pengguna moda transportasi umum dan keterjangkauan pelayanan angkutan umum atau coverage area. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/YU (ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA)

Jakarta (ANTARA) - Penata Kelola Perusahaan Negara Muda Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Setyo Puji Hartono mengatakan perlunya integrasi subsidi untuk pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) antar moda pada sektor angkutan logistik dan transportasi.

Menurut Setyo saat ini alokasi subsidi dari pemerintah untuk BUMN di bidang logistik dan transportasi, pada masing-masing moda seperti angkutan darat dan laut, masih diberikan secara terpisah.

"Misalnya kayak Pelni itu kan ada subsidi angkutan laut, kemudian kereta api (PT KAI) juga ada subsidi angkutan kereta api, angkutan penumpang, kemudian di sisi Damri juga ada PSO untuk subsidi penumpang juga," kata Setyo dalam sebuah sesi diskusi publik di Jakarta pada Kamis.

Lebih lanjut dia menjelaskan karena subsidi yang belum terintegrasi, terdapat perbedaan tarif dan pelayanan first mile dan last mile dari masing-masing sektor moda angkutan.

Oleh karena itu, Setyo mendorong adanya integrasi subsidi untuk PSO pada sektor transportasi dan logistik antar moda agar sistem pelayanan angkutan dapat lebih selaras dan memberikan manfaat lebih bagi pengguna jasa.

"Kami pengennya dari mereka, baik penumpangnya maupun barangnya, bisa terangkut baik dari Damri, kemudian menggunakan Pelni, kemudian menggunakan transportasi atau moda lainnya, semuanya itu dalam satu rangkaian artinya subsidi PSO yang satu paket," ujar Setyo.

Dalam kesempatan tersebut, Setyo juga menyebutkan pemberian subsidi kepada sektor angkutan terutama angkutan perintis, seperti yang disediakan oleh Perum Damri, memberikan banyak manfaat.

Manfaat yang diperoleh yaitu meningkatkan konektivitas antar wilayah terutama di daerah terdepan, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP) sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat di kawasan tersebut.

Selain wilayah 3TP, peningkatan pelayanan angkutan perintis juga lebih dapat menjangkau wilayah lain yang secara pertimbangan aspek sosial politik perlu dilayani.

Baca juga: Masifkan transportasi untuk kembangkan BIJB Kertajati
Baca juga: GDPS kembangkan teknologi sirkulasi udara angkutan massal


"Kemudian terlayaninya daerah-daerah potensial yaitu daerah-daerah yang mungkin agak istilahnya masih perlu ada Damri yang melayani untuk menuju ke daerah yang lebih besar, daerah kota," kata Setyo.

Subsidi yang diberikan pemerintah, menurut Setyo, juga membuat tarif angkutan perintis lebih terjangkau sehingga bisa dimanfaatkan seluruh lapisan masyarakat terutama dari kalangan dengan daya beli rendah.