Mataram (ANTARA) - Penjabat (PJ) Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Nusa Tenggara Barat, Lale Prayatni Gita Ariadi menekankan menggunakan motif khas provinsi itu sebagai identitas yang kuat dalam panggung mode nasional Indonesia Fashion Week yang akan digelar di Jakarta pada 27-31 Maret 2024.
"Bahan tenun yang digunakan saat mengikuti IWF bisa menggunakan tenun dari berbagai daerah yang ada di NTB seperti Sukarara, Pringgasela, Sumbawa dan Bima," kata Lale Prayatni saat berdiskusi bersama Badan Pengurus Daerah (BPD) Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) NTB terkait persiapan keikutsertaan NTB dalam Indonesia Fashion Week (IFW) dalam keterangan tertulis di Mataram, Senin.
Baca juga: Dekranasda NTB mempromosikan busana tenun di Indonesian Fashion Week 2023
Selain itu, ia juga menekankan penggunaan motif Lombok asli harus digaungkan sekalipun itu tidak terkenal namun menurutnya di motif tersebut terkandung cerita sehingga itulah yang akan membuatnya menarik dan unik.
"Sekarang dalam memilih motif yang akan digunakan, harus cermat, semisal menggunakan motif asli Lombok pemilihan motif yang akan digunakan itu tidak terkenal namun di dalamnya terdapat histori dan disana lah letak kekhasan dan uniknya motif tenun asli NTB," ujarnya.
Lale menjelaskan sekalipun pelaksanaan IWF masih beberapa bulan lagi, namun koordinasi untuk memadupadankan warna yang akan digunakan pada saat pelaksanaan IWF nanti dengan penenun sangat perlu sehingga sebelum kain di produksi ada tinjau ulang kain, agar busana yang akan ditampilkan memiliki khas NTB.
"Sekarang kita haris lebih detail lagi dalam pewarnaan, menggunakan pewarna alam. Warna indigo yang sudah disepakati di diskusikan indigo cocok-nya dengan warna apa," terang Ketua Dekranasda NTB.
Baca juga: Dekranasda NTB memfasilitasi industri fesyen rambah pasar internasional
Ia berharap pada pelaksanaan IFW banyak menampilkan karya khas desainer NTB, tentu semuanya di hasilkan dengan kerjasama, kolaborasi dan saling merangkul satu sama lain.
“Saya berharap banyak karya dari desainer NTB yang akan tampil di booth dan fashion show tersebut. Semua itu tentunya dihasilkan dari kerjasama, kolaborasi dan merangkul satu sama lain," katanya.
Ketua APPMI NTB, Viviana, mengatakan perhelatan Indonesia Fashion Week tersebut menjadi tempat untuk membranding wastra Indonesia khususnya NTB dan tentunya bisa membawa kebermanfaatan bagi seluruh desainer NTB.
Untuk itu, ia berharap semua Dekranasda kabupaten/kota untuk turut serta dalam IFW mengingat IFW menjadi wadah tempat belajar standar nasional dan internasional dalam mode fesyen.
"Indonesia Fashion Week menjadi tempat untuk membranding wastra Indonesia khususnya NTB dan tentunya bisa membawa kebermanfaatan bagi seluruh desainer NTB. Saya berharap yang turut serta bukan hanya Dekranasda provinsi tetapi semua Dekranasda kabupaten/kota, mengingat IFW ini menjadi wadah tempat belajar standar nasional dan internasional dalam mode fesyen," katanya.
Baca juga: Kemendag menjamin JMFW 2024 tampilkan produk berkualitas
Baca juga: Pakaian "plus size" dari koleksi "Manifesto" di JFW 2024
Baca juga: Benang Jarum hadir di London Fashion Week
Penggunaan motif khas NTB ditekankan saat Indonesia Fashion Week
Bahan tenun yang digunakan saat mengikuti IWF bisa menggunakan tenun dari berbagai daerah yang ada di NTB seperti Sukarara, Pringgasela, Sumbawa dan Bima