Revitalisasi kota lama harus pertahankan nilai sejarah

id surabaya,kota surabaya,kota lama surabaya,dprd surabaya

Revitalisasi kota lama harus pertahankan nilai sejarah

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya A.H Thony ditemui beberapa waktu lalu. (ANTARA/HO-DPRD Surabaya)

Surabaya (ANTARA) -
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya AH Thony menyebut revitalisasi kota lama zona Eropa yang dikerjakan oleh pemerintah kota (pemkot) setempat harus mempertahankan nilai sejarah yang ada di kawasan tersebut.
 
"Kalau kampung Eropa tentunya bernuansa tematik, sehingga tersambung antara kondisi sejarah dengan penampakan setelah revitalisasi," kata AH Thony kepada ANTARA di Surabaya, Jawa Timur, Selasa.
 
Apalagi, kata dia, Kota Surabaya mempunyai rekam cerita masa lalu atau sejarah begitu kuat. Revitalisasi kota lama di bagian zona Eropa, kata dia, tak hanya sekadar upaya menghidupkan kawasan tersebut, namun harus diimbangi upaya Pemkot Surabaya memberikan sisi edukasi bagi masyarakat.
 
"Surabaya lebih dikenal juga sebagai satu kawasan atau kota yang membangun kultur melalui kawasan kota lama," ucapnya.
 
 Thony optimistis dipertahankannya nilai sejarah mampu menghadirkan ciri khas kota lama, sehingga mampu menjadi pembeda dengan kawasan serupa di kota lainnya.  Dengan begitu, kata dia,  kota lama di Kota Surabaya mendorong ketertarikan para wisatawan, baik lokal maupun asing. Sebab sebelum zona Eropa disentuh revitalisasi, pemkot lebih dahulu menggarap zona Pecinan.
 
"Ini memperkaya Kota Surabaya dengan hadirnya destinasi wisata yang lebih menarik," ujar Thony.
 
Oleh karena itu ia berharap Pemkot Surabaya bisa lebih banyak melibatkan para ahli dalam pengerjaan revitalisasi kota lama, sehingga ketika rampung, kawasan tersebut bisa lebih hidup.
 
 
"Bisa dengan pakar sejarah dan sosiologi. Kalau sosiologi, maka sosiologi kawasan, jadi orang datang ke sana akan ter-framing, itu lebih penting," katanya.
 
Sementara soal pelibatan komunitas Jeep lawas di kawasan kota lama, Thony mendukung langkah tersebut. Selain sisi ekonomi, fasilitas wisata itu bisa menghadirkan pengalaman berbeda dan mempermudah wisatawan mengakses antar zona di kawasan lama.

Baca juga: Pelatih Persebaya Paul butuh dua hingga tiga laga uji coba lagi
Baca juga: ITS meluncurkan sepeda motor listrik "EVITS"
 
Selain itu Jeep lawas disebutnya juga menjadi representasi nuansa militer di zaman kolonial.
 
"Di sana ada Jembatan Merah yang memang lekat dengan wisata perang, perjuangan. Tidak masalah kalau diterapkan, kami siap mendukung program itu," kata Thony.