Ahyar Tidak Khawatir Rekomendasi Gerindra Dicabut

id Ahyar Abduh

Ahyar Tidak Khawatir Rekomendasi Gerindra Dicabut

Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh. (ANTARA NTB/ist)

"Kalau hingga batas waktu yang ditetapkan, saya tidak bisa memenuhi dua mandat Gerindra, saya akan melakukan komunikasi kembali"
Mataram (Antara NTB)- Bakal calon Gubernur Nusa Tenggara Barat H Ahyar Abduh mengatakan tidak khawatir rekomendasi dari Partai Gerindra akan dicabut jika dirinya tidak dapat memenuhi dua mandat hingga batas yang telah ditentukan.

"Kalau hingga batas waktu yang ditetapkan, saya tidak bisa memenuhi dua mandat Gerindra, saya akan melakukan komunikasi kembali, tapi apabila hal itu menyebabkan rekomendasi berpotensi dicabut, itu kewenangan DPP Partai Gerindra," katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Rabu.

Pada tanggal 10 April 2017, Partai Gerindra telah menyerahkan surat rekomendasi kepada H Ahyar Abduh sebagai bakal calon Gubernur NTB.

Dalam surat rekomendasi itu ada dua mandat yang harus dipenuhinya, pertama mencari partai koalisi karena kursi yang dimiliki Partai Gerindra masih kurang untuk mengusung satu paket calon gubernur dan wakil gubernur.

Kedua terkait dengan mandat menetapkan pasangan atau calon wakil gubernur yang akan menjadi pendampingnya maju ke NTB 1, paling lambat 30 hari setelah surat rekomendasi diterima.

Ahyar Abduh yang saat ini juga menjabat sebagai Wali Kota Mataram menilai, untuk mencari partai koalisi dirinya sudah melakukan komunikasi bahkan mendaftar pada sejumlah partai politik yang telah membuka pendaftaran bakal calon gubernur.

Adapun partai-partai yang sudah didatanginya untuk mendaftar adalah Partai Hanura, PPP, PAN, dan PKB yang merupakan partai poros tengah.

"Untuk partai poros tengah, saya optimistis akan mendapat dukungan tinggal menunggu mekanisme dari masing-masing partai dan keputusan DPP," kata politisi dari Partai Golkar ini.

Sementara diakuinya, mandat kedua dari Partai Gerindra yakni menentukan pasangan calon, hingga saat ini belum bisa ditentukan karena dirinya sangat selektif untuk menentukan siapa yang akan mendampinginya dalam pertarungan Pilkda 2018.

"Menentukan pendamping harus hati-hati dan selektif terutama untuk kecocokan. Kecocokan, sangat penting sebab kita akan menjalankan amanah roda pemerintahaan bersama selama lima tahun ke depan," ujarnya.

Terkait dari mana asalnya, Ahyar menyebutkan, bisa saja dari Pulau Sumbawa maupun Pulau Lombok yang penting bisa mendongkak suara dan cocok.

Menyinggung tentang sudah tertutupnya dukungan dari Partai Golkar, Ahyar Abduh menegaskan bahwa dengan atau tanpa dukungan dari Partai Golkar dirinya akan tetap maju ke kursi NTB 1. (*)