Lombok Timur (Antara NTB) - Wildlife Conservation Society Wilayah Nusa Tenggara Barat dan mahasiswa Universitas Mataram mengajak warga membersihkan sampah yang mengotori kawasan wisata pantai Desa Tanjung Luar, Kabupaten Lombok Timur, Minggu.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Wildlife Conservation Society (WCS) Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) bertemakan "Laut sahabat kita. Bebaskan laut dari sampah."
"Aksi peduli kebersihan pantai di Desa Tanjung Luar, juga dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia," kata Program Monitoring WCS Wilayah NTB Sukmaraharja Aulia Rachman Tarigan.
Ia menyebutkan sebanyak 1,2 ton sampah berhasil dikumpulkan oleh peserta aksi bersih pantai dengan rute mulai dari area pariwisata Bangsal, Kampung Koko, hingga Onyok.
"Sampah yang terkumpul diangkut ke tempat pembuangan sampah menggunakan kendaraan milik Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Lombok Timur," ujarnya.
Menurut Sukma, Desa Tanjung Luar, di Kecamatan Keruak, penduduknya dari suku Sasak (etnis Lombok), suku Bugis (etnis Sulawesi), dan suku Bajau (etnis Jambi).
Desa tersebut termasuk salah satu daerah tujuan wisata yang menyajikan paket wisata menarik berupa wisata pantai dan menjadi salah satu titik penyeberangan menuju pantai Pink dan pulau-pulau sekitarnya.
Selain itu, wisata pendaratan ikan dan pasar ikan karena memiliki fasilitas pangkalan pendaratan ikan dan tempat pelelangan ikan yang dikelola oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) NTB dan DKP Kabupaten Lombok Timur.
Namun, lanjut Sukma, berbagai aktivitas ekonomi tersebut memunculkan masalah sampah yang dibuang bukan pada tempatnya. Dan masih dijumpai warga yang membuang sampah maupun sisa pengolahan ikan ke laut.
"Sebelumnya pernah diadakan pembuatan bak sampah dari beton dan keranjang sampah di setiap dusun, namun sayangnya semangat menjaga lingkungan bebas dari sampah tidak berjalan lama," ujarnya.
Ia mengatakan jika permasalahan pembuangan sampah ke laut tidak segera ditangani, dikhawatirkan akan semakin memperparah kualitas laut ke depannya.
Penyelesaian masalah sampah dari hulu ke hilir harus dilakukan, termasuk di dalamnya adalah upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dan secara bersama-sama berperan aktif dalam upaya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
"Pembentukan sebuah lembaga di desa yang khusus mengelola sampah dengan sistem retribusi dan disahkan melalui peraturan desa kiranya dapat menjadi salah satu langkah dalam pengelolaan sampah di Desa Tanjung Luar," kata Sukma.
Sebanyak 150 orang yang terlibat dalam kegiatan peduli pantai tersebut terdiri dari unsur aparat kantor Desa Tanjung Luar, Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), Badan Keamanan Desa (BKD).
Selain itu, organisasi pemuda di Desa Tanjung Luar, seperti Gerakan Masyarakat Pemuda dan Remaja (Gempar), Organisasi Pemuda Creative Tanjung Luar (Opect), Komunitas Pemuda Peduli Sosial Ekonomi Masyarakat (Komppes`m), dan Gerakan Organisasi Remaja Se-Muhajirin I.
Kegiatan tersebut juga didukung oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Lombok Timur, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Timur, dan Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Denpasar Wilayah Kerja NTB.
Selain bersih pantai dari sampah, kegiatan lain yang dilakukan adalah edukasi cinta laut dan lomba menggambar dengan tema "Laut sahabat kita". Kegiatan tersebut diikuti oleh 48 siswa SD. (*)