BMKG: Potensi hujan di wilayah NTB semakin berkurang

id BMKG ,bmkg ntb,curah hujan,hujan ntb,peralihan musim,musim kemarau,dasarian II mei,prakiraan cuaca,cuaca ntb

BMKG: Potensi hujan di wilayah NTB semakin berkurang

Peta perkiraan hujan di wilayah NTB (ANTARA/HO-Humas BMKG NTB)

Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan potensi hujan di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) semakin berkurang pada dasarian II Mei 2024.

"Potensi hujan diprakirakan semakin berkurang, curah hujan rendah mendominasi wilayah NTB," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat Yuhanna Maurits melalui keterangan tertulisnya di Mataram, Sabtu.

BMKG menyebut pada dasarian II Mei 2024 (11 – 20 Mei 2024) diprediksi potensi hujan di NTB semakin berkurang. Peluang curah hujan dengan intensitas 20 milimeter/dasarian dengan probabilitas 10 -20 persen berpeluang terjadi di sebagian besar wilayah NTB. 
 

"Saat ini wilayah NTB berada pada periode peralihan musim hujan menuju musim kemarau," katanya.

Oleh karena itu masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat disertai angin kencang yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal, banjir, dan tanah longsor. Selain itu di beberapa daerah sudah memasuki musim kemarau.

"Masyarakat dapat memanfaatkan hujan yang turun untuk mengisi penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya," kata Yuhanna.
 

Hasil Monitoring ENSO (El Nino-Southern Oscillation) terakhir menunjukkan Indeks ENSO (+0.78) terpantau berada pada kondisi El Nino lemah, dimana kondisi El Nino sudah berlangsung selama 35 dasarian. Prediksi Indeks ENSO secara gradual akan beralih menjadi netral mulai pada Mei - Juli 2024.

Sedangkan nilai anomali SST (Sea Surface Temperature) di Samudera Hindia menunjukkan nilai IOD (Indian Ocean Dipole) netral (+0.21). Kondisi IOD diprediksi akan menjadi netral setidaknya pada pertengahan tahun 2024. Aliran masa udara sudah mulai didominasi angin timuran.

Update terakhir MJO (Madden Julian Oscillation) terpantau aktif di wilayah Indonesia hingga akhir dasarian II Mei 2024. "Aktifnya MJO berkaitan dengan potensi peningkatan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia, termasuk wilayah NTB," katanya.