Warga Lombok Gelar Tradisi Perang Topat

id PERANG TOPAT

Ini adalah salah satu contoh keunikan dan kekayaan budaya daerah kita yang memiliki makna mendalam dalam memupuk kebersamaan di tengah kebhinekaan negeri ini
Lombok Barat (Antara NTB) - Ribuan warga di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat menggelar tradisi budaya perang Topat di Pura Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Minggu sore.

Pembukaan Perang topat ditandai dengan pelepasan beberapa ekor merpati oleh Wakil Gubernur NTB H Muhammad Amin bersama Bupati Lombok Barat H Faozan Khalid dan dilanjutkan dengan pelemparan topat pertama oleh Wagub.

Dihadapan para tokoh adat, budayawan, ulama dan ribuan masyarakat yang mengikuti tradisi tersebut, Wagub NTB menjelaskan perang topat adalah perang yang tidak akan pernah ada rasa menang dan kalah. Didalam peperangan itulah akan menghasilkan kedamaian.

"Ini adalah salah satu contoh keunikan dan kekayaan budaya daerah kita yang memiliki makna mendalam dalam memupuk kebersamaan di tengah kebhinekaan negeri ini," jelasnya.

Ia berharap acara budaya perang topat yang unik dan indah ini, terus dijaga dan dilestarikan.

"Perang topat merupakan suatu fakta sejarah bahwa kita hidup di tengah keanekaragaman yang begitu indah," ungkapnya.

Menurut Wagub, kedepan seni budaya perang topat dapat menjadi salah satu tradisi budaya NTB yang mendorong perhatian wisatawan, sehingga NTB semakin kokoh menjadi destinasi berkelas dunia.

"Bila dikemas dengan baik tradisi perang topat akan menumbuhkembangkan ekonomi kreatif yang bisa mendatangkan para wisatawan dan tentu akan berdampak lebih besar bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan sebagai salah satu program pemerintah," jelas Amin.

Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid, menyatakan perang topat adalah perang yang dilaksanakan dengan penuh kegembiraan yang dilakukan oleh dua unsur agama dan suku. Tempat berperang topat ini juga mencerminkan terpeliharanya dua budaya dari golongan muslim dengan suku sasaknya dan hindu dengan suku Bali nya.

"Jangan bapak ibu pernah berharap di Bali akan menemukan pura yang didalamnya terdapat Kemaliq (seperti musholla). Pada dasarnya setiap pura yang ada di Kabupaten Lombok Barat itu sebenarnya harus ada Kemaliq dan ini sudah dicontohkan di Pura Lingsar ini," ujar Fauzan Khalid.

Ditambahkan pula bahwa keunikan pura di Lombok Barat ini betul-betul mencerminkan toleransi dan nilai kebhinekaan yang terpelihara dan menjadi nafas masyarakat Kabupaten Lombok Barat khusunya di Lingsar.

Perang Topat adalah sebuah acara adat yang diadakan di Pura Lingsar,?Lombok, NTB. Perang ini merupakan simbol perdamaian antara umat Muslim dan Hindu di Lombok. Acara ini dilakukan pada sore hari, setiap bulan purnama ke tujuh dalam penanggalan?Suku Sasak. Ribuan umat Hindu dan Muslim memenuhi Pura Lingsar.

`Perang` yang dimaksud dilakukn dengan saling melempar ketupat di antara masyarakat muslim dengan masyarakat hindu. Ketupat yang telah digunakan untuk berperang seringkali diperebutkan, karena dipercaya bisa membawa kesuburan bagi tanaman agar hasil panennya bisa maksimal. Kepercayaan ini sudah berlangsung ratusan tahun, dan masih terus dijalankan. (*)