Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus menggencarkan bakti stunting dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045, dan mempercepat penurunan stunting hingga mencapai 14 persen sesuai target nasional.
"Program ini sebagai upaya untuk mengentaskan stunting di Kabupaten Sumbawa," kata l Wakil Bupati Sumbawa Hj Dewi Noviany usai mengunjungi beberapa titik bakti stunting di Sumbawa, Kamis.
Pemkab Sumbawa melalui tim percepatan penurunan dan penanggulangan stunting (TPPPS) terus berupaya untuk menekan tumbuhnya angka stunting di Kabupaten Sumbawa.
"Salah satunya dengan menggalakkan program bakti stunting," katanya.
Baca juga: Pemkab Sumbawa minta pendampingan percepatan penurunan stunting
Dalam program tersebut selain memberikan makanan bernutrisi kepada balita stunting dan ibu hamil, penting pula untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan di rumah.
"Salah satunya dengan memastikan untuk mencuci tangan terlebih dahulu sebelum makan untuk menghindari risiko anak terkena infeksi," katanya.
Ia menekankan, pentingnya kolaborasi dari semua pihak untuk mempercepat penurunan angka stunting di daerah lokus stunting.
"Dengan harapan agar di tahun berikutnya angka stunting di Kabupaten Sumbawa berhasil dituntaskan," katanya.
Baca juga: Angka stunting di Sumbawa NTB turun menjadi 8,11 persen
Sebelumnya Kepala Bappeda Provinsi NTB Dr Iswandi mengatakan adapun sebaran pravelensi stunting Provinsi NTB berdasarkan data Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) 2023 di antaranya Kabupaten Lombok Barat angka stunting mencapai 12,38 persen, Lombok Tengah 13,34 persen, Lombok Utara 18,03 persen, Kota Mataram 14,76 persen dan Lombok Timur 16,18 persen.
Kemudian di Kabupaten Sumbawa 8,47 persen, Dompu 10,89 persen, Bima 11,78 persen Sumbawa Barat 7,64 persen dan Kota Bima 12,39 persen.
"Persentase rata-rata keseluruhan angka stunting di Provinsi NTB diangka 13,49 persen. Untuk penurunan angka stunting diperlukan penanganan multi-pihak," katanya.