Mataram (Antaranews NTB)- Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, segera melakukan penertiban terhadap aktivitas prostitusi terselubung di Pasar Panglima Cakranegara.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kota Mataram Bayu Pancapati di Mataram, Senin (29/1), mengakui aktivitas prostitusi terselubung di Pasar Panglima kondisinya semakin mengkhawatirkan.
"Sekarang yang `mangkal` tidak lagi tua-tua, tapi masih muda bahkan ada juga anak-anak usia sekolah," katanya kepada sejumlah wartawan.
Hal itu disampaikannya karena selama beberapa pekan terakhir ini, pihaknya aktif melakukan pengawasan tertutup terhadap aktivitas prostitusi terselubung di Pasar Panglima setiap malamnya.
Anak-anak itu, mulai datang sekitar pukul 20.00 WITA namun aktivitas di lokasi itu kini terkesan beralih sebagai tempat "mangkal" sebelum pergi ke sejumlah hotel-hotel terdekat bahkan ada juga yang hotel berbintang.
"Kesannya Pasar Panglima hanya sebagai tempat `mangkal`, setelah mendapat job, mereka pergi ke tempat sesuai pesanan, dan setelah masuk hotel tarif mereka bisa naik. Kalau di Pasar Panglima tarif hanya puluhan ribu, setelah masuk hotel tarifnya bisa ratusan ribu," katanya.
Terkait dengan itu, dalam waktu dekat ini pihaknya akan mulai melakukan penertiban terhadap anak-anak atau orang-orang yang "mangkal" di kawasan itu setiap malamnya.
Timnya tidak lagi melakukan upaya persuasi melainkan akan langsung mengambil tindakan dengan mengangkut mereka dan menyerahkan ke Dinas Sosial untuk dibina.
"Kami akan turun setiap malam sampai mereka bosan. Yang ada lima, kami angkut, 10 yang ada 10 kami angkut begitu seterusnya sampai aktivitas itu tidak ada lagi," katanya.
Begitu juga kalau mereka pindah aktivitas ke lokasi-lokasi yang terindikasi seperti di Jalan Umarmaya dan kawasan Lonceng Emas Bertais tetap akan diangkut langsung.
"Kami yakin, jika upaya ini kita lakukan terus menerus dan berulang kali, mereka akan bosan yang berpikir untuk mencari kerja lain," katanya.
Di sisi lain, Bayu berharap peran aktif dan kepedulian warga sekitar untuk bersama-sama mengusir mereka, jika mereka dinilai merusak dan mencemari nama lingkungan tersebut.
Selain itu, Dinas Sosial Provinsi NTB juga diharapkan dapat melakukan pembinaan maksimal kepada mereka sebelum di keluarkan dari panti rehabilitasi.
Menyinggung tentang penyiapan posko, Kasatpol PP menilai untuk posko membutuhkan waktu pemembuatan dan koordinasi tim terpadu yang harus siaga di posko itu.
Karenanya, dia menilai, bertindak langsung lebih efektif daripada menunggu proses pembagunan posko.
"Pastinya kita akan segera turun, jadi jangan anggap kami `tidur`. Apalagi masalah konflik antara Monjok dan Taliwang sudah selesai, jadi kita lebih fokus tangani Pasar Panglima agar Mataram bersih dari aktivitas negatif," katanya. (*)
Prostitusi Terselubung Diduga Masih Ada di Pasar Panglima
Sekarang yang `mangkal` tidak lagi tua-tua, tapi masih muda bahkan ada juga anak-anak usia sekolah