China tegaskan ASEAN sebagai komunitas masa depan

id china,asean,east asia summit,asean regional forum,asean plus three,laos

China tegaskan ASEAN sebagai komunitas masa depan

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing, China pada Senin. (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Beijing (ANTARA) - Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi menyebut ASEAN sebagai tetangga sekaligus komunitas dengan masa depan bersama yang saling mendukung dalam suka dan duka.

"Pada pertemuan para menteri luar negeri ASEAN-Tiongkok, Menlu Wang Yi mencatat China dan ASEAN adalah tetangga yang bersahabat dan mitra yang selalu saling mendukung, dan yang lebih penting sebagai satu komunitas dengan masa depan bersama yang saling mendukung dalam suka dan duka," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing, China pada Senin.

Pada 25-27 Juli, Menlu Wang Yi Pertemuan Menlu ASEAN-China, Pertemuan Menlu ASEAN Plus Tiga, Pertemuan Menlu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Timur dan Pertemuan Menlu dalam ASEAN Regional Forum (ARF) di Vientiane, Laos. Selain itu Wang Yi juga bertemu dengan para menlu dari Indonesia, Singapura, India, Rusia, Jepang, Inggris, Korea Selatan, Uni Eropa, Filipina dan AS.

Pada Pertemuan Menlu Negeri ASEAN-China, Menlu Wang Yi mencatat bahwa beberapa tahun terakhir telah terlihat hasil yang bermanfaat dalam membangun komunitas China-ASEAN.

"Dialog dan kerja sama antara China dan ASEAN adalah contoh terbaik dari kerja sama yang bermanfaat dan kuat di Asia-Pasifik," ungkap Lin Jian.

Setidaknya ada empat faktor yang menyebabkannya yaitu bertetangga dengan baik, tulus, pembangunan bersama serta keterbukaan dan inklusivitas.

"China akan terus mendukung dengan tegas kemandirian strategis ASEAN, mendukung penguatan mekanisme kerja sama regional dengan ASEAN sebagai pusatnya, dan membangun rumah yang damai, aman, makmur, indah, dan bersahabat bagi China dan ASEAN. Kami siap berbagi peluang China dengan negara-negara ASEAN, dan bergandengan tangan dengan mereka," tambah Lin Jian.

Kemudian dalam Pertemuan Menlu ASEAN Plus Three, Wang Yi mencatat bahwa selama lebih dari dua dekade terakhir, sebagai salah satu mekanisme kerja sama regional yang paling mapan di Asia Timur, ASEAN Plus Tiga telah mempertemukan negara-negara regional untuk memperdalam kerja sama praktis di berbagai bidang dan menghadapi tantangan seperti krisis keuangan dan COVID-19.

"China siap memanfaatkan sepenuhnya mekanisme tersebut untuk memperdalam integrasi ekonomi dan meningkatkan konektivitas, meningkatkan respons krisis, menjaga stabilitas, memperluas kerja sama di bidang-bidang yang sedang berkembang dan memacu pembangunan serta mendorong pertukaran antarmasyarakat dan membangun konsensus di antara negara-negara ASEAN Plus Three," ungkap Lin Jian.

Selanjutnya dalam pertemuan Menlu KTT Asia Timur ke-14, Wang Yi mencatat bahwa KTT Asia Timur perlu tetap pada arah yang benar, meningkatkan solidaritas dan koordinasi, berkontribusi pada perdamaian dan kemakmuran jangka panjang di kawasan tersebut, dan menjaga keadilan dan kewajaran internasional.

"Pertama, bersama-sama menegakkan kerangka regional yang terbuka dan inklusif dan menjaga agar tidak terbentuk pengelompokan eksklusif oleh negara-negara tertentu dari luar kawasan. Kedua, bersama-sama mematuhi aturan di kawasan yang diakui oleh semua pihak, dari membiarkan negara-negara tertentu menempatkan 'aturan' mereka sendiri di atas hukum internasional dan aturan-aturan regional yang diakui oleh semua pihak," tambah Lin Jian.

Ketiga, bersama-sama menyediakan kekuatan pendorong kualitas baru untuk konektivitas. Keempat, bersama-sama berkontribusi agar KTT Asia Timur mempromosikan kemajuan yang seimbang dalam kedua rodanya yaitu keamanan politik dan pembangunan ekonomi.

Terakhir, dalam pertemuan Menlu ASEAN Regional Forum (ARF) ke-31, Menlu Wang Yi membuat usulan empat poin untuk menanggapi tantangan yang dihadapi saat ini.

Pertama, menegakkan visi perdamaian dan tetap pada jalur keamanan bersama, menyeluruh, kooperatif, dan berkelanjutan. Kedua, tetap berkomitmen pada cara ASEAN, meningkatkan rasa saling percaya melalui dialog dan menjaga keamanan melalui kerja sama.

"Pada pertemuan para menteri luar negeri ASEAN-Tiongkok, Menlu Wang Yi mencatat China dan ASEAN adalah tetangga yang bersahabat dan mitra yang selalu saling mendukung, dan yang lebih penting sebagai satu komunitas dengan masa depan bersama yang saling mendukung dalam suka dan duka," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing, China pada Senin.

Pada 25-27 Juli, Menlu Wang Yi Pertemuan Menlu ASEAN-China, Pertemuan Menlu ASEAN Plus Tiga, Pertemuan Menlu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Timur dan Pertemuan Menlu dalam ASEAN Regional Forum (ARF) di Vientiane, Laos. Selain itu Wang Yi juga bertemu dengan para menlu dari Indonesia, Singapura, India, Rusia, Jepang, Inggris, Korea Selatan, Uni Eropa, Filipina dan AS.

Pada Pertemuan Menlu Negeri ASEAN-China, Menlu Wang Yi mencatat bahwa beberapa tahun terakhir telah terlihat hasil yang bermanfaat dalam membangun komunitas China-ASEAN.

"Dialog dan kerja sama antara China dan ASEAN adalah contoh terbaik dari kerja sama yang bermanfaat dan kuat di Asia-Pasifik," ungkap Lin Jian.

Setidaknya ada empat faktor yang menyebabkannya yaitu bertetangga dengan baik, tulus, pembangunan bersama serta keterbukaan dan inklusivitas.

"China akan terus mendukung dengan tegas kemandirian strategis ASEAN, mendukung penguatan mekanisme kerja sama regional dengan ASEAN sebagai pusatnya, dan membangun rumah yang damai, aman, makmur, indah, dan bersahabat bagi China dan ASEAN. Kami siap berbagi peluang China dengan negara-negara ASEAN, dan bergandengan tangan dengan mereka," tambah Lin Jian.

Kemudian dalam Pertemuan Menlu ASEAN Plus Three, Wang Yi mencatat bahwa selama lebih dari dua dekade terakhir, sebagai salah satu mekanisme kerja sama regional yang paling mapan di Asia Timur, ASEAN Plus Tiga telah mempertemukan negara-negara regional untuk memperdalam kerja sama praktis di berbagai bidang dan menghadapi tantangan seperti krisis keuangan dan COVID-19.

"China siap memanfaatkan sepenuhnya mekanisme tersebut untuk memperdalam integrasi ekonomi dan meningkatkan konektivitas, meningkatkan respons krisis, menjaga stabilitas, memperluas kerja sama di bidang-bidang yang sedang berkembang dan memacu pembangunan serta mendorong pertukaran antarmasyarakat dan membangun konsensus di antara negara-negara ASEAN Plus Three," ungkap Lin Jian.

Selanjutnya dalam pertemuan Menlu KTT Asia Timur ke-14, Wang Yi mencatat bahwa KTT Asia Timur perlu tetap pada arah yang benar, meningkatkan solidaritas dan koordinasi, berkontribusi pada perdamaian dan kemakmuran jangka panjang di kawasan tersebut, dan menjaga keadilan dan kewajaran internasional.

"Pertama, bersama-sama menegakkan kerangka regional yang terbuka dan inklusif dan menjaga agar tidak terbentuk pengelompokan eksklusif oleh negara-negara tertentu dari luar kawasan. Kedua, bersama-sama mematuhi aturan di kawasan yang diakui oleh semua pihak, dari membiarkan negara-negara tertentu menempatkan 'aturan' mereka sendiri di atas hukum internasional dan aturan-aturan regional yang diakui oleh semua pihak," tambah Lin Jian.

Ketiga, bersama-sama menyediakan kekuatan pendorong kualitas baru untuk konektivitas. Keempat, bersama-sama berkontribusi agar KTT Asia Timur mempromosikan kemajuan yang seimbang dalam kedua rodanya yaitu keamanan politik dan pembangunan ekonomi.

Terakhir, dalam pertemuan Menlu ASEAN Regional Forum (ARF) ke-31, Menlu Wang Yi membuat usulan empat poin untuk menanggapi tantangan yang dihadapi saat ini.

Pertama, menegakkan visi perdamaian dan tetap pada jalur keamanan bersama, menyeluruh, kooperatif, dan berkelanjutan. Kedua, tetap berkomitmen pada cara ASEAN, meningkatkan rasa saling percaya melalui dialog dan menjaga keamanan melalui kerja sama.

Ketiga, mengonsolidasikan fondasi kerja sama untuk memberikan dorongan yang lebih besar bagi langkah-langkah membangun kepercayaan dan diplomasi preventif. Keempat, meningkatkan dialog dan konsultasi.

"Betapapun rumitnya masalah tersebut, kita perlu tetap berkomitmen pada dialog dan konsultasi. Betapapun intensnya konflik tersebut, kita tidak boleh menyerah untuk mencari penyelesaian lewat jalur politik," ungkap Wang Yi.

Baca juga: Atase Xu: Di darah Tionghoa tak ada gen mengagresi negara lain
Baca juga: PM Italia datang ke Beijing pasca keluar dari Belt


Ketiga, mengonsolidasikan fondasi kerja sama untuk memberikan dorongan yang lebih besar bagi langkah-langkah membangun kepercayaan dan diplomasi preventif. Keempat, meningkatkan dialog dan konsultasi.

"Betapapun rumitnya masalah tersebut, kita perlu tetap berkomitmen pada dialog dan konsultasi. Betapapun intensnya konflik tersebut, kita tidak boleh menyerah untuk mencari penyelesaian lewat jalur politik," ungkap Wang Yi.