Pengelola museum ingatkan peristiwa bersejarah 16 Agustus

id perumusan naskah proklamasi,museum naskah perumusan naskah proklamasi,16 Agustus 1945,Tapak tilas proklamasi ,Naskah pro

Pengelola museum ingatkan peristiwa bersejarah 16 Agustus

Peserta kegiatan "Tapak Tilas Proklamasi" mengendarai sepeda onthel melakukan pawai dari Museum Perumusan Naskah Proklamasi menuju Tugu Proklamasi, Jakarta, Jumat (16/8/2024). ANTARA/Lia Wanadriani Santosa

Jakarta (ANTARA) - Pengelola Museum Perumusan Naskah Proklamasi mengingatkan masyarakat terutama generasi muda tentang peristiwa bersejarah pada 16 Agustus 1945 melalui serangkaian kegiatan "Tapak Tilas Proklamasi" yang diadakan rutin setiap tahun.

"Peristiwa tanggal 16 Agustus adalah sebuah peristiwa yang tidak bisa kita lupakan," kata Penanggung Jawab Unit Museum Perumusan Naskah Proklamasi Vincentius Agus Sulistya di Jakarta, Jumat.

Peristiwa besar itu tercatat dalam lembaran album sejarah perjuangan bangsa Indonesia, yaitu peristiwa perumusan naskah proklamasi. Vincentius mengatakan tanpa ada peristiwa 16 Agustus pada 79 tahun silam, maka pembacaan naskah proklamasi pada 17 Agustus 1945 tidak akan terjadi. Pada 16 Agustus 2024, para pendiri bangsa termasuk Bung Karno dan Bung Hatta merumuskan naskah proklamasi di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda, Jalan Imam Bonjol Nomor 1.

"79 tahun yang lalu di tempat ini terjadi sebuah peristiwa besar. Yang hadir di tempat ini merasakan harap-harap cemas. Betapa tidak, waktu itu tentara Jepang masih berkekuatan penuh. Sementara kita ingin merdeka," kata dia.

Guna mengingat peristiwa, kegiatan "Tapak Tilas Proklamasi" penting untuk diadakan. Kegiatan ini juga diharapkan menjadi bahan pembelajaran bagi generasi muda.

"Namun yang jelas, kita sepakat bahwa tapak tilas harus terjadi setiap tahunnya. Karena itu merupakan peristiwa yang patut kita kenang, patut kita maknai dan patut kita munculkan dari tahun ke tahun sebagai bahan untuk pembelajaran generasi muda," ujar dia.

"Tapak Tilas Proklamasi" dimulai dengan berbagai lomba yang melibatkan partisipasi masyarakat. Acara kemudian dilanjutkan dengan pentas kesenian, pertunjukan angklung kreasi dan sosiodrama yang menggambarkan semangat perjuangan bangsa.

Rangkaian kegiatan ini melibatkan lebih dari 700 partisipan yang menunjukkan semangat kebersamaan dan kesadaran akan pentingnya menjaga memori sejarah bangsa. Acara puncak rangkaian kegiatan ini, yakni "Pawai Tapak Tilas Proklamasi". Para peserta berjalan bersama dari Museum Perumusan Naskah Proklamasi menuju Tugu Proklamasi sebagai bentuk penghormatan terhadap langkah-langkah yang ditempuh oleh para pendiri bangsa dalam merumuskan proklamasi kemerdekaan. ​​

Baca juga: Museum NTB konservasi empat keris berusia ratusan tahun
Baca juga: Mitigasi bencana, Museum NTB Gandeng BPBD gelar simulasi kebakaran


Pawai berhenti sejenak di kediaman Bung Hatta (Jalan Diponegoro Nomor 57) untuk mendengarkan orasi singkat seputar kemerdekaan dari perwakilan keluarga besar Bung Hatta.

"Kami berharap melalui program ini, tidak hanya dapat meningkatkan kesadaran sejarah, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta dan tanggung jawab untuk menjaga warisan budaya kita serta memperkaya pemahaman publik tentang nilai-nilai kebangsaan dan kebudayaan Indonesia," katanya.