WARGA MATARAM MANFAATKAN PEGADAIAN PENUHI KEBUTUHAN SEKOLAH

id

Mataram, 6/7 (ANTARA) - Warga Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), manfaatkan jasa kredit yang disediakan oleh kantor pegadaian Cabang Kota Mataram, untuk memenuhi kebutuhan sekolah putra-putri mereka pada tahun ajaran baru.

Manajer Kantor Pegadaian Cabang Mataram, Jarga Henry Marpaung, SE, di Mataram, Senin, mengatakan, setiap memasuki tahun ajaran baru, masyarakat selalu mendatangi kantor pegadaian untuk mengajukan permintaan kredit.

"Fenomena seperti itu biasa terjadi setiap tahun ajaran baru," ujarnya.

Ia mengatakan, pada hari-hari biasa masyarakat yang datang ke pegadaian untuk mengajukan kredit paling banyak 20 orang, namun sejak awal Juni terjadi peningkatan sebesar 20 persen.

Para nasabah mengaku menggadaikan barang-barang berharga miliknya, seperti emas, dan alat-alat elektronik untuk biaya pendidikan putra dan putrinya.

Menurut ia, meningkatnya transaksi kredit tersebut dipicu oleh faktor kebutuhan masyarakat yang ingin mendapatkan dana secara cepat, mudah dan tidak banyak persyaratan.
"Sekarang ini kan banyak orang tua yang akan memasukkan anak-anak mereka ke sekolah yang lebih tinggi dengan biaya yang cukup besar, sehingga terpaksa menggadaikan barang berharga untuk mendapatkan dana itu," ujarnya.

Barang-barang yang digadaikan oleh masyarakat 90 persen adalah perhisasan emas, selebihnya adalah barang-barang elektronik.

Ia mengatakan, pihaknya memberikan suku bunga pinjaman sebesar 1,5 persen kepada masyarakat yang menggadaikan barangnya dengan menggunakan kredit cepat aman (KCA).

Dengan meningkatnya transaksi kredit pada tahun ajaran baru, Marpaung optimis akan mampu mencapai target penyaluran kredit pada 2009 sebesar Rp118 miliar.

Riyani, (35), salah satu nasabah mengatakan, ia terpaksa menggadaikan kalung emas miliknya di kantor pegadaian karena terdesak kebutuhan untuk biaya pendaftaran dan membayar uang seragam bagi putrinya yang akan masuk sekolah menengah pertama (SMP).

"Saya sudah coba pinjam sama keluarga yang lain tidak dapat karena mereka juga sedang membiayai anak-anaknya, akhirnya jalan satu-satunya menggadaikan kalung di pegadaian," ujarnya.(*)


Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.