Investor dari Selangor Malaysia berminat investasi di NTB

id Pemprov NTB,KEK Mandalika,Sitti Rohmi

Investor dari Selangor Malaysia berminat investasi di NTB

Wisatawan asing menikmati keindahan pantai di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. (ANTARA Foto)

Keindahan pantai-pantai yang ada di Kuta ini sangat "seronok", sedap dan indah dipandang
Lombok Tengah (Antaranews NTB) - Sejumlah investor asal Selangor, Malaysia berminat untuk berinvestasi di Nusa Tenggara Barat. 

Hal ini terungkap saat Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalillah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) Investasi Komoditas Potensial dengan Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Peradaban Malaysia dan Warisan, Negara Bagian Selangor, Malaysia, Datuk Abdul Rashid Asari di Kuta, Mandalika, Lombok Tengah, Senin.

MoU ini adalah tindak lanjut atau kunjungan balasan setelah kunjungan kerja sejumlah kepala dinas/ OPD Pemprov NTB ke Selangor awal November 2018, sebagai upaya untuk membangun kerja sama provinsi kembar "sister pada" antara NTB dengan Negeri Selangor ataupun sister city antara Mataram dengan ibukota negara bagian Selangor, Shah Alam.

Wagub NTB Sitti Rohmi menyampaikan agar para investor untuk tidak ragu berinvestasi di Lombok dan Sumbawa, terutama di bidang pariwisata dan ada, khususnya di bidang pabrik olahan.

"Untuk diketahui NTB itu terdiri dari dua pulau besar yaitu Lombok dan Sumbawa. Keduanya memiliki potensi pariwisata dan industri yang sama besarnya. Mulai dari wisata pantai/laut, gunung hingga desa wisata dengan beragam seni budaya. Semua bisa mengembangkan bisnis dan investasi perhotelan ataupun restoran dan lainnya, dengan kemudahan-kemudahan yang kita fasilitasi," ujar wagub.

Menurut dia, NTB juga salah satu daerah perintis Halal Tourism, sehingga cocok dengan para pelancong dari Malaysia. "Dengan kesamaan mayoritas penduduk yang beragama Islam, kita bisa bekerja sama mengembangkan segmen pariwisata itu bersama-sama," ucapnya.

Selain itu, Rohmi menyebutkan dengan terbangunnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika menunjukkan keseriusan Pemprov NTB dalam mempersiapkan infrastruktur dan fasilitas pendukung bagi para investor.

Sementara untuk agroindustri dan pengolahan, potensi-potensi pertanian, peternakan dan perikanan di Lombok maupun Sumbawa sangat terbuka bagi para pengusaha Selangor.

"Misalnya kerja sama ekspor seperti beras dan jagung dan jika perlu investasi pembangunan pabrik-pabrik atau mesin olahan hasil komoditi pertanian unggulan NTB," jelasnya.

Sementara dalam kerja sama "sister province", Rohmi mengatakan NTB bisa belajar banyak dari Selangor. Salah satunya adalah bahwa Shah Alam sebagai ibukota provinsi Selangor mampu mencapai angka Pendapatan Nasional Produk Domestik Bruto (GDP) tertinggi di Malaysia pada 2016 dan 2017, adalah sesuatu yang bisa dipelajari.

Sementara, Datuk Abdul Rashid Asari, menyatakan dirinya dan para pengusaha merasa cukup terkesan dengan kesiapan KEK Mandalika saat diajak berkeliling sebelum penandatanganan MoU digelar.

"Keindahan pantai-pantai yang ada di Kuta ini sangat "seronok", sedap dan indah dipandang. Mirip-miriplah dengan pantai Nusa Jaya di Negeri Johor Malaysia. Saya pasti akan meyakinkan para pengusaha Negeri Selangor untuk mau menanamkan modal di NTB ini. Apalagi NTB dan Selangor juga punya kesamaan memiliki beragam seni dan budaya, serta tentunya wisata pantai-pantai yang indah. Begitu juga di bidang industri pertanian, perikanan, pengolahan maupun lainnya yang sesuai dengan Malaysia," jelasnya.

Abdul Rashid juga menyatakan industri permesinan serta pabrik pengolahan hasil komoditas pertanian maupun perikanan juga menjadi sektor yang siap dijajaki.

Sementara dalam kerja sama di bidang non-ekonomi, NTB dan Selangor juga akan bekerja sama di sektor pendidikan. Terutama beasiswa bagi mahasiswa-mahasiswi NTB ke sejumlah universitas ternama di Malaysia, salah satunya di Negara Bagian Selangor.?

Rencananya, Pemprov NTB akan mengirimkan 500 hingga 1.000 mahasiswa untuk melanjutkan studi sarjana maupun pascasarjana di Malaysia.

Sedangkan kerja sama jangka pendek dalam konteks rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa NTB, adalah penggunaan teknologi rumah tahan gempa RISBA (Rumah Instan Baja) yang juga dikembangkan di Malaysia. Tentunya yang memenuhi standarisasi dan sertifikasi yang disyaratkan oleh Kementerian PUPR.

Langkah awal kerja sama di bidang pengembangan RISBA adalah kunjungan sebagian pengusaha RISBA asal Selangor ke STIP (Science Techno & Industrial Park) Banyumulek Mataram, sebagai langkah penjajakan kesesuaian spesifikasi dan standarisasi produk. (*)