BNPB: tim SAR masih mencari 41 korban longsor Sukabumi

id BNPB Sutopo

BNPB: tim SAR masih mencari 41 korban longsor Sukabumi

Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. (ANTARA/Dewanto Samodro)

Mataram (Antaranews NTB) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan tim SAR masih melakukan upaya pencarian 41 korban longsor di Dusun Garehong, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. 

"Longsor terjadi tiba-tiba pada Senin (31/12) pukul 17.30 WIB. Tim SAR terus melakukan pencarian korban longsor," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa.

Hingga Selasa (1/1) dini hari pukul 02.30 WIB, tercatat 32 KK atau 107 jiwa terdampak longsor, terdiri atas 2 orang meninggal dunia, 3 orang luka-luka, 61 orang di pengungsian dan 41 orang belum ditemukan.

Berita jumlah korban meninggal dunia awalnya simpang siur karena kondisi yang panik. Informasi yang beredar di lapangan dan sosial media pun terus berubah, yakni 2, 4, 5 dan 8 orang. Namun, setelah dilakukan verifikasi di posko sementara, ada 2 korban meninggal.

Menurut data sementara, kerugian fisik sementara terdapat 30 unit rumah tertimbun.

Upaya penanganan terus dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukabumi dengan mengirim tim ke lokasi kejadian serta bersama Basarnas dan warga setempat melakukan evakuasi dan pendataan.

Sutopo menjelaskan kondisi di lokasi kejadian sementara ini hujan dengan listrik padam/mati lampu. Seluruh jaringan komunikasi untuk telepon genggam terhambat. Oleh karena itu, saat ini kegiatan pencarian serta evakuasi korban terdampak longsor dihentikan sementara karena kondisi tersebut.

Komunikasi dengan tim di lapangan hanya bisa menggunakan radio komunikasi/Handy Talkie (jaringan lokal/point to point). Sementara itu, jalanan yang terjal, berbatu dan ditambah cuaca hujan rintik menyulitkan tim untuk melakukan evakuasi.

Untuk evakuasi diperlukan alat berat namun kondisi akses jalan dan medan cukup berat menuju lokasi bencana.