Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat 42 titik pohon tumbang dan bencana longsor sebagai dampak cuaca ekstrem yang terjadi sejak Jumat (7/2) hingga Rabu (12/2).
" Akibat hujan deras dan angin kencang yang menerpa wilayah kabupaten Lombok Timur lima hari terakhir (Jumat - Rabu) mengakibatkan puluhan pohon tumbang disertai longsor," Kepala BPBD Lombok Timur L Mulyadi di Lombok Timur, Kamis.
Ia mengatakan, merujuk peringatan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga akhir Februari 2025 yang akan menerpa NTB khususnya Lombok Timur.
"Masyarakat kami imbau untuk selalu waspada dengan cuaca ekstrem yang terjadi saat ini," katanya.
Baca juga: Tim SAR evakuasi jasad korban akibat cuaca ekstrem di Lombok Timur
"Yang senang bepergian diharap untuk dihentikan sementara, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, bila ada kegiatan yang tidak urgen, lebih baik masyarakat tinggal di rumah sementara," katanya.
Selain mengakibatkan pohon tumbang, dampak cuaca ekstrem itu juga menyebabkan 34 rumah rusak akibat terjangan angin, termasuk kejadian banjir yang merendam pemukiman penduduk.
"Karena itu kuncinya harus tetap waspada saat terjadi cuaca ekstrem," katanya.
Baca juga: Seorang polisi tertimpa pohon tumbang di Lombok Timur
BPBD Lombok Timur, kata Muliadi, setiap saat melakukan koordinasi lintas sektoral dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) terkait penangan pohon yang tumbang, termasuk berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) yang memiliki armada mobil crane serta Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Lombok Timur.
"Koordinasi tetap kami maksimalkan untuk penanganan bencana alam," katanya.
Baca juga: Sekolah di Lombok Timur rusak akibat cuaca ekstrem
BMKG menerbitkan sinyal peringatan potensi cuaca ekstrem selama sepekan di wilayah NTB akibat dampak tidak langsung dari kemunculan Bibit Siklon Tropis Invest 96S.
"Bibit Siklon Tropis Invest 96S memberikan dampak tidak langsung berupa peningkatan curah hujan, peningkatan kecepatan angin, dan gelombang tinggi di Nusa Tenggara Barat," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Lombok, Satria Topan Primadi dalam penyataan yang dikutip di Mataram, Minggu.
Baca juga: Angin kencang, Sejumlah pohon tumbang di Lombok Timur