Mataram (ANTARA) - Rusia dan Turki menjadi mediator gencatan senjata antara pasukan pemerintah Suriah dan pemberontak di Provinsi Idlib, Suriah, demikian laporan beberapa kantor berita Rusia yang mengutip militer pada Rabu (12/6).
Militer Rusia mengatakan gencatan senjata diberlakukan ke lokasi, yang disebutnya sebagai zona deeskalasi Idlib, dan telah mengurangi secara signifikan kekerasan pada Rabu, lapor kantor-kantor berita Rusia.
Mereka tidak menyebutkan berapa lama gencatan senjata tersebut berlangsung. Idlib merupakan benteng terakhir pemberontak.
Penembakan secara intensif terus berlangsung di sejumlah kota di Provinsi Idlib selatan dan Hama utara setelah tengah malam, ketika gencatan senjata seharusnya sudah diberlakukan di lokasi tersebut, kata pertahanan sipil kepada Reuters.
Kekerasan di Provinsi Idlib dan Hama di dekatnya menandai peningkatan bentrokan militer terbesar antara Presiden Bashar al-Assad dan musuh-musuh pemberontak sejak musim panas lalu.
Puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka, yang banyak di antaranya mencari perlindungan ke perbatasan Turki guna menghindari serangan udara yang menelan korban jiwa.
Berita Terkait
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21
Ikan tuna NTB mengandung merkuri kadar rendah
Rabu, 10 Juni 2015 6:56