Mataram (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Windhoek, Namibia membantu proses pemulangan ke Tanah Air jenazah putra Ketua Mahkamah Agung (MA), Mohamad Irfan Hatta Ali, yang meninggal dalam kecelakaan sepeda motor di Namibia.
"Pagi dini hari jam 01.00 waktu setempat, kami menyambut kedatangan jenazah Almarhum Irfan di Windhoek yang dibawa ambulan kepolisian dari kota Mariental yang berwaktu tempuh tiga jam dari Windhoek," demikian disampaikan oleh staf KBRI Windhoek dalam pesan singkat yang diterima Antara di Jakarta, Jumat.
Jenazah Mohamad Irfan Hatta Ali yang tiba di Windhoek dengan dikawal oleh tiga orang staf KBRI disemayamkan sementara di rumah sakit penyimpanan jenazah Mortuary Windhoek Central Hospital dan kemudian dilakukan proses pengurusan admintrasi jenazah.
Pihak KBRI Windhoek pun segera memproses pemulangan jenazah putra Ketua MA itu setelah proses administrasi tuntas.
Sebelumnya, Mohamad Irfan Hatta Ali mengikuti touring sepeda motor, Adventure Touring Nostalgia (ATN), di Afrika.
Rombongan/tim Adventure Touring Nostalgia (ATN) dari Indonesia yang dipimpin Komjen Pol (P) Nanan Soekarna (mantan Wakapolri) melakukan kegiatan touring dengan motor besar ke Afrika pada 11-29 Juni 2019 dengan rute Cape Town, Afrika Selatan- Namibia-Botswana-Zimbabwe-Zambia.
Pada 16 Juni, rombongan touring masuk wilayah Namibia dan menjelajah ke gurun dan padang savana di beberapa kota di Namibia.
Pada 19 Juni sekitar pukul 11.47 (waktu setempat), KBRI Windhoek menerima kabar bahwa telah terjadi kecelakaan tunggal, yakni jatuh dari sepeda motor besar, dua orang anggota tim touring di daerah Naukluf National Park, yang berjarak 294 kilometer dari kota Windhoek.
Dilaporkan dua korban kecelakaan bernama Endyk Bagus Musdyantoko (Endyk) menderita luka-luka dan putra Ketua MA Mohamad Irfan Hatta Ali (Irfan) menderita luka patah leher sehingga meninggal dunia.
Setelah kecelakaan, mobil ambulan dan polantas setempat membawa kedua korban kecelakaan menuju rumah sakit terdekat dari TKP, Maltahohe hospital, ke rumah sakit Mariental yang berjarak 200 kilometer.
Berita Terkait
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21
Ikan tuna NTB mengandung merkuri kadar rendah
Rabu, 10 Juni 2015 6:56