Erdan mengusulkan perubahan status quo sejarah tempat suci Muslim itu dengan mengizinkan orang Yahudi juga berdoa di sana.
"Kami mengutuk pernyataan ini yang bertujuan meningkatkan ketegangan dan menyulut perasaan rakyat Palestina serta bangsa Arab dan umat Muslim," kata kantor kepresidenan Palestina di dalam satu pernyataan, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Palestina, WAFA --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis.
Presiden Palestina menegaskan bahwa "Masjid Al-Aqsha adalah garis merah dan takkan disentuh dengan cara apapun".
Pernyataan itu menganggap Israel bertanggung-jawab atas provokasi dan serangan oleh ekstremis Yahudi terhadap tempat agama di Jerusalem, yang diduduki, terutama terhadap Masjid Al-Aqsha. Pernyataan tersebut menyeru masyarakat internasional agar ikut-campur menekan Israel agar menghentikan semua provokasi itu, yang jika berlanjut akan mengarah kepada situasi yang takkan bisa dikendalikan dan memiliki konsekuensi sangat serius.
Presiden Palestina menyatakan pemimpin Palestina melalui koordinasi dan kontak yang berlanjut dengan berbagai pihak terkait akan menghentikan serangan terhadap Masjid Al-Aqsha oleh ekstremis Yahudi yang selama ini dilindungi pemerintah Israel.