Etape terpanjang itu dimulai di Kota Batu Malang menuju Kabupaten Pasuruan, Kotamadya Probolinggo, Kabupaten Lumajang, hingga finis di alun-alun Kota Jember.
Meskipun jarak yang harus ditempuh mencapai hampir 200 km, waktu tempuh para pebalap diperkirakan tidak akan lebih lama dibanding etape kedua mengingat medan pada etape ketiga sama sekali tidak ada tanjakan yang berarti.
Rute yang diawali medan menurun dari Kota Batu menuju Pasuruan hanya memiliki tantangan di beberapa kelokan, terutama kelokan tajam di turunan curam usai melewati kawasan Jatimpark 3. Teknik downhill para pebalap akan diuji di medan ini.
Seusai menuruni perbukitan Kota Batu, para pebalap menempuh medan mendatar, hingga menemukan sedikit tanjakan di kilometer 100 hingga kilometer 120. Namun tanjakan tersebut tidak terjal sehingga tidak dijadikan arena penilaian untuk menentukan poin bagi pemakai jersey biru sebagai raja tanjakan.
Kemahiran sprint akan menjadi tantangan pada etape ketiga ini dan ada tiga stage yang dijadikan penilaian intermediate sprint.
Stage pertama ada di kilometer 30 menjelang masuk pintu gerbang Kabupaten Pasuruan. Stage kedua ada di kilometer 100 di dekat Kantor walikota Probolinggo. Adapun stage intermediate sprint ketiga ada di kilometer 140 sebelum kantor DPRD Lumajang.
Dengan mendan mendatar tersebut, para pebalap bertipe sprinter diperkirakan kembali lebih berpeluang memenangi etape ketiga seperti yang terjadi lada etape pertama.
Juara etape kedua Jeroen Meijers pun mengakui bahwa di etape ketiga peluangnya untuk mengulangi sukses etape kedua cukup berat karena banyak sprinter tangguh yang mengikuti Tour d'Indonesia 2019 ini.
Baca juga: Jeroen Meijers juara etape dua usai menangi adu sprint
"Saya harus terus menjaga kecepatan untuk mengimbangi para sprinter hebat," katanya.
Sementara itu jago sprint Indonesia Projo Waseso akan mencoba memanfaatkan medan mendatar di etape ketiga ini untuk meraih poin.
"Sebagai sprinter saya harus optimal di rute mendatar," katanya
Pada etape kedua, Projo yang menjadi andalan timnas Indonesia tercecer di urutan 17 di kategori pebalap Indonesia. Sedangkan untuk kategori umum, projo finis di urut