POLRES MATARAM SELIDIKI TIGA KASUS PEMBOBOLAN ATM

id

          Mataram, 23/1 (ANTARA) - Aparat Kepolisian Resort (Polres) Mataram tengah menyelidiki tiga kasus pembobolan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Mandiri, BRI dan BNI yang menelan kerugian hampir Rp100 juta.

         "Tiga kasus pembobolan ATM itu tengah diselidiki, sejumlah pihak telah dimintai keterangan, termasuk teknisi ATM tersebut," kata Kepala Urusan (Kaur) Pembinaan Operasional (Bin Ops) Polres Mataram, Iptu Andrie Handoko, di Mataram, Sabtu.

         Ia mengatakan dua dari tiga kasus pembobolan ATM itu motifnya sama yakni aksi penipuan, sedangkan  satu kasus lainnya kehilangan uang tabungan saat ATM hilang.

         Kasus pembobolan ATM dengan modus penipuan itu dialami Sadri, pengusaha asal Sumbawa, NTB, pada 27 November 2009, ketika dia menggunakan mesin ATM Bank Mandiri yang terletak di Jalan Majapahit Nomor 1 Kota Mataram.

         Kartu ATM Bank Mandiri miliknya tertelan dalam mesin ATM itu ketika hendak melakukan transaksi. Hal serupa juga terjadi ketika dia memasukkan kartu ATM BRI.

         Sadri kemudian menelepon "costumer service (CS) sesuai nomor telepon yang tertera di mesin ATM itu hingga terjadi dialog, dan dalam kondisi panik dia pun memberitahu nomor PIN dan dijanjikan masalah itu akan terselesaikan keesokan harinya.

         Ternyata uangnya sebesar Rp50 juta dalam tabungan raib dan baru mengetahui kalau ia telah ditipu pada keesokan harinya.  
    Hal serupa dialami Anton, anggota TNI Angkatan Laut berpangkat kapten, pertengahan Januari lalu, ketika menggunakan ATM Bank Mandiri di lokasi ATM yang sama dengan kasus yang menimpa Sadri, di Jalan Majapahit Nomor 1, depan Kantor Pelni Mataram.

         Anton mengalami kerugian Rp44 juta dalam aksi pembobolan ATM itu dan segera melaporkan peristiwa yang menimpanya itu kepada aparat kepolisian keesokan harinya.

         "Dua kasus pembobolan ATM itu sama motifnya dan lokasinya, sehingga teknisi ATM itu kami periksa. Sempat ada aksi penolakan namun akhirnya teknis isi bersedia diperiksa," ujar Handoko.

          Ia mengatakan untuk kasus pembobolan ATM lainnya dialami Rini, warga Mataram, pada Kamis (21/1), dan melaporkan peristiwa itu di Mapolres Mataram, Jumat (22/1).

         Rini mengaku kehilangan kartu ATM BNI dan beberapa saat kemudian mendapat pemberitahuan melalui "SMS Banking Mobile" bahwa uangnya dalam tabungan BNI itu telah berkurang sebesar Rp10 juta.

         "Rini panik dan menghubungi CS BNI hingga dia mendapat pemberitahuan lagi via 'SMS Banking Mobile' bahwa uangnya Rp5 juta dari Rp10 juta yang hilang itu telah kembali," kata Handoko mengutip penuturan Rini saat melaporkan peristiwa itu ke polisi.(*)