BKPM SELEKSI INVESTOR PENGGANTI EMAAR

id

     Mataram (ANTARA) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tengah menyeleksi investor pangganti perusahaan Dubai, Emaar Properties LLC, yang dikabarkan batal berinvestasi triliunan rupiah di bidang pariwisata terpadu di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

     "BKPM yang menyeleksi investor pengganti Emaar, kalau sudah mengarah kepada investor tertentu akan diberitahukan kepada Pemprov NTB," kata Sekretaris Daerah (Sekda) NTB H. Abdul Malik, di Mataram, Kamis.

     Malik mengatakan informasi yang berkembang saat ini BKPM tengah memfasilitasi minat investasi bidang kepariwisataan sejumlah investor asing termasuk dari India.

     "Investor asal India itu bahkan sudah sempat menjajaki potensi investasi di bidang kepariwisataan di Pulau Lombok termasuk di areal yang semula hendak digarap perusahaan Dubai, Emaar Properties LLC," katanya.

     Delegasi investor India itu sudah meninjau potensi kawasan pariwisata terpadu di Desa Kuta, Kabupaten Lombok Tengah, yang memiliki keindahan alam.

     "Cukup banyak investor yang menyatakan minatnya untuk mengembangkan pariwisata terpadu di Pulau Lombok bagian selatan itu," katanya.

     Minat investasi sejumlah investor asing itu mengemuka ketika pihak Emaar Properties belum juga merealisasikan rencana investasi triliunan rupiah di lokasi tersebut hingga izin investasinya kadaluwarsa pada Juni 2009.

     Meski demikian Pemprov NTB belum menerima pemberitahuan resmi bahwa perusahaan Dubai, Emaar Properties LLC batal berinvestasi di Pulau Lombok.

     "Namun  beragam informasi makin menjurus pada ketidakjelasan rencana investasi itu," katanya.    

     Potensi wisata terpadu di Lombok bagian selatan itu tidak boleh dibiarkan "menganggur" sehingga perlu segera dicarikan investor lain yang berminat.

     BKPM membuka peluang kepada investor lain, sehingga banyak yang menyatakan berminat meski harus tetap melewati proses administrasi.

     Ia mengharapkan dalam bulan Maret sudah ada investor yang jelas kemudian penandatanganan nota kesepahaman pada bulan Mei, bahkan sudah ada "ground breaking" (peletakan batu pertama) pada Juni mendatang.

     "Batas waktu untuk peletakan batu pertama hingga pertengahan Juli karena saat itu sudah ada aktivitas penataan infrastruktur kawasan wisata terpadu di Kuta, Lombok Tengah," ujar Malik.(*)