BP3TKI MATARAM TERIMA 52 PENGADUAN TKI BERMASALAH

id



          Mataram, 6/4 (ANTARA) - Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Mataram, Nusa Tenggara Barat,   selama tiga bulan terakhir, Januari-Maret 2010, menerima sedikitnya 52 pengaduan dari tenaga kerja Indonesia  yang bekerja di luar negeri.

         Kepala BP3TKI Mataram I Komang Subadra di Mataram, Selasa, mengatakan dari 52 pengaduan yang disampaikan TKI atau keluarganya itu, enam di antaraya sudah diselesaikan, sedangkan 42 laporan lainnya sedang dalam proses penyelesaian.

         Ia mengatakan pengaduan  para TKI yang disampaikan  ke kantor BP3TKI Mataram itu antara lain terkait kasus kekerasan,  pelecehan seksual yang diduga dilakukan majikan, gaji tidak dibayar atau dipotong dan pihak keluarga kehilangan kontak dengan TKI yang bekerja di luar negeri.

         "Semua pengaduan kami terima kemudian diklarifikasi ke Perusahaan Pelaksana Penempatan TeKaga kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) dan jika memiliki bukti cukup kuat kami akan meminta bantuan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TI) serta Kementerian Luar Negeri," katanya.

         Menurut Subadra tidak semua pengaduan bisa diselesaikan dengan baik, antara lain karena laporan yang disampaikan tidak dilengkapi dengan bukti  dan data penunjang, sehingga relatif sulit menyelesaikannya.

         "Tidak semua pengaduan yang disampaikan TKI atau keluarganya benar, misalnya ada pengaduan yang menyatakan bahwa TKI tersebut  tidak dibayar gajinya selama bekerja, namun setelah ditelusuri ternyata laporan itu tidak benar,  majikan membantah bahkan ada di antaranya yang memberikan bukti pembayaran gaji," katanya.

         Subadra mengharapkan laporan yang disampaikan para TKI atau keluarganya dilengkapi dengan data penunjang dan bukti-bukti kuat agar lebih mudah diselesaikan.

         Menurut data jumlah TKI asal NTB yang bekerja di luar negeri selama 2009 tercatat 53.731 orang,  terbanyak bekerja di ladang kelapa sawit di Malaysia dan menjadi penatalaksana rumah tangga atau pembantu rumah tangga  di Arab Saudi, serta  di beberapa negara Timur Tengah lainnya.(*)