PM Kanada: Korban pesawat masih hidup jika kawasan tidak tegang

id PM Kanada,Justin Trudeau,pesawat Ukraina jatuh,Iran,pembunuhan Qassem Soleimani,Amerika Serikat

PM Kanada: Korban pesawat masih hidup jika kawasan tidak tegang

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menjawan pertanyaan dari media di Montreal, Quebec, Kanada, Rabu (8/8/2018). (REUTERS/Christinne Muschi/cfo/18)

Ottawa (ANTARA) - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan, Senin (13/1), para korban pesawat Ukraina yang tertembak jatuh di Irak masih akan hidup kalau saja peningkatan ketegangan di kawasan tidak terjadi, menurut salinan wawancara dengan Global News TV.

Pembunuhan jenderal Iran Qassem Soleimani oleh pesawat nirawak Amerika Serikat di Baghdad pada 3 Januari mendorong Iran pada 8 Januari melancarkan serangan rudal ke pangkalan-pangkalan Irak, yang ditempati oleh pasukan AS.

Serangan rudal Iran itu berlangsung beberapa jam sebelum pesawat jet Ukraina jatuh ditembak. Seluruh 176 orang di dalam pesawat tersebut, termasuk 57 warga Kanada, tewas.

"Menurut saya, kalau ketegangan tidak muncul, kalau tidak ada peningkatan (ketegangan) baru-baru ini di kawasan tersebut, para warga Kanada itu sekarang masih bisa berkumpul dengan keluarga mereka," kata Trudeau dalam wawancara tersebut.

Truedau mengatakan Kanada tidak mendapat peringatan sebelum Amerika Serikat membunuh Soleimani. Ia mengatakan dirinya "tentu saja" ingin tahu jika ada peringatan.

"AS menentukan sendiri. Kita berupaya bekerja sama sebagai masyarakat internasional pada masalah-masalah besar. Tapi terkadang negara-negara mengambil tindakan tanpa mengabari sekutu-sekutunya," katanya.

Trudeau mengatakan pemerintahnya sedang bekerja secepat mungkin guna dapat membawa jenazah para warga Kanada ke tanah air untuk dimakamkan. Namun, ujarnya, proses pemulangan itu kemungkinan akan membutuhkan waktu beberapa pekan atau "bahkan beberapa bulan."

Kanada pada Senin mengatakan Iran sudah memberikan isyarat bahwa para penyelidik Kanada akan menjalankan peranan aktif dalam investigasi kecelakaan tersebut.

Iran mengatakan pada akhir pekan bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh sebuah peluru kendali yang ditembakkan dalam sebuah "kesalahan yang sangat fatal."

Sumber: Reuters