DISPERINDAG NTB PERTIMBANGKAN MUTIARA MASUK PASAR LELANG

id

     Mataram (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Nusa Tenggara Barat mempertimbangkan untuk memasukkan komoditas mutiara pada bursa pasar lelang komoditas agro untuk mengakomodasi para pengusaha.

     "Kami akan pertimbangkan agar komoditas unggulan Nusa Tenggara Barat (NTB) itu bisa menjadi salah satu komoditas yang dilelang pada bursa lelang komoditas agro yang berlangsung setiap tiga bulan sekali," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) NTB, Hery Erpan Rayes, di Mataram, Senin.

     Menurut dia pihaknya mendapatkan masukan dari kalangan pengusaha mutiara agar komoditas itu bisa ikut meramaikan bursa pasar lelang untuk menarik lebih banyak pengusaha tidak saja dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri.

     "Dengan demikian, diharapkan nilai transaksi pasar lelang komoditas agro bisa terus meningkat dan komoditas yang dilelang juga semakin bervariasi sehingga tidak hanya mengandalkan komoditas hasil pertanian tanaman pangan dan perkebunan," katanya.

     Ia mengatakan pasar lelang komoditas di kota-kota besar seperti Surabaya tidak saja melelang hasil pertanian, tetapi sudah bervariasi seperti hasil kerajinan, tekstil dan produk lainnya.

     "Kami akan coba mengarah ke sana, namun secara bertahap dulu," katanya.

     Menurut dia NTB merupakan daerah potensial pengembangan mutiara dengan daya dukung lahan 19.056 hektare yang dapat memproduksi rata-rata 600 kilogram/tahun.      

     "Sekitar 10-30 persen dari total produksi mutiara NTB setiap tahun diantarpulaukan ke Surabaya dan Jakarta untuk selanjutnya diekspor ke berbagai negara oleh 38 pengusaha mutiara," katanya.

     Sedikitnya dari 35 lokasi budidaya mutiara seperti di Pantai Sekotong, Pemenang, Senggigi, Lombok Timur, Sumbawa, dan Bima, memenuhi pasaran mancanegara.

     "Mutiara yang dihasilkan terdiri atas beberapa klasifikasi dengan harga jual yang berbeda seperti klasifikasi A memiliki nilai jual satu juta rupiah/gram, B Rp150.000/gram, dan C Rp100.000/gram," kata Hery.

     Ia mengatakan dengan memasukkan komoditas mutiara pada bursa lelang komoditas agro diharapkan akan mampu meningkatkan kapasitas dan kualitas pasar lelang komoditas agro NTB, sehingga bisa bersaing dengan pasar lelang di provinsi lain.

     Saat ini, kata dia, kegiatan pasar lelang komoditas agro NTB berada pada peringkat ke sembilan dari seluruh provinsi penyelenggara pasar lelang. Peringkat tersebut diberikan oleh pemerintah pusat karena menilai jumlah transaksi, nilai transaksi, jumlah peserta, keragaman komoditas dan pelaksanaan kegiatan cukup bagus.

     "Ke depan diharapkan peringkat itu bisa lebih baik lagi, sehingga pemerintah pusat bisa memberikan perhatian lebih terhadap pembangunan ekonomi NTB yang saat ini terus tumbuh dan berkembang," kata Hery.(*)