OBAT TRADISIONAL CINA BERDAMPAK BURUK BAGI KESEHATAN

id

    Bandung, 20/2 (ANTARA) - Pemakaian obat tradisional atau herbal termasuk asal Cina yang banyak beredar di pasaran seperti di kota Bandung dan kota lainnya dikhawatirkan berdampak buruk bagi kesehatan  orang di Indonesia.
     "Penggunaan obat tradisional yang biasa disebut herbal yang banyak beredara sekarang ini  sangat memerlukan kehati-hatian para konsumen," kata Guru Besar Farmakologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Prof Dr Anas Subarnas,M.Sc menjawab pertanyaan wartawan usai menyampaikan pidato orasi ilmiah di kampus Unpad Jalan Dipati Ukur Bandung, Jum'at.
     Beberapa jamu dan obat herbal termasuk yang datang dari Cina telah terdeteksi mengandung bahan kimia obat (BKO) yang berdampak buruk bagi kesehatan tubuh manusia.
     Dikatakan, misalnya dexametason dan fenil butazon yang terdapat dalam obat reumatik atau aloburinol dalam obat asam urat.
     BKO yang terkandung di dalam obat reumatik dapat menimbulkan osteophorosis dan penurunan daya tahan tubuh, sedankan BKO di dalam obat asam urat dapat mengganggu kesehatan jantung dan ginjal.
     Ciri-ciri obat herbal yang paling kentara mengandung BKO adalah efek sembuh yang cepat yang dirasakan oleh konsumen setelah mengonsumsi obat tersebut.
     "Obat herbal murni tidak ada yang punya khasiat instan. Reaksinya lebih lambat dari pada obat sintetik atau kimiawi", katanya.
     Menurut penelitian yang ia lakukan sejak 1987 hingga saat ini, beberapa perusahaan obat belum banyak yang mampu mengkaji keaslian obat herbal yang ada di pasaran.
     "Saya masih ragu dengan kandungan obat herbal produk MLM. Belum ada uji klinis",  katanya.
     Untuk itu menghimbau agar masyarakat dapat berhati-hati dalam mengonsumsi obat herbal. Terutama mengenai takaran pemakaian. "Meski obat herbal lebih aman dari pada obat kimiawi, kalau over dosis jadi tidak berkhasiat", katanya.  (*)