Sumbawa Barat, NTB, 13/4 (ANTARA)- Sedikitnya ratusan nelayan Sumbawa Barat Nusa Tenggara Barat, dilaporkan menggelar aksi demonstrasi diperairan bongkar muat kapal PT.Newmont Nusa Tenggara, di Teluk Benete, Rabu.
Pendemo membawa sekitar seratusan perahu motor sembari menebar spanduk berisikan tuntutan agar 7 persen saham Newmont harga mati harus dimiliki pemerintah Sumbawa Barat. Aksi demonstrasi yang termasuk unik itu, dipusatkan tepat diakses perairan utama bongkar muat kapal konsentrat Newmont.
Kapal-kapal nelayan terlihat memadati ruas perairan tersebut sembari menggelar orasi yang mengecam pemerintah pusat untuk tidak bersih kukuh hingga tidak memberikan ruang pemerintah setempat mengakuisisi saham tersebut.
“ Nelayan juga tuntut haknya. Kami berhak atas saham Newmont, kami ingin sejahtera,” kata Deddy Damhudi, koordinator aksi dalam orasinya, (13/4).
Massa juga menolak agar limbah Tailing dibuang dipalung dasar laut perairan Sumbawa Barat. Sejumlah nelayan peserta aksi bahkan sempat menggelar teatrikal dengan terjun bebas kelaut sembari membawa bendera pemerintah Sumbawa Barat.
Aksi itu dilambang bahwa nelayan setempat masih dalam kondisi terbelakang dan terkungkung dibalik megahnya operasi perusahaan pertambangan raksasa tadi.
Sementara itu, aksi penutupan akses utama perairan Benete sempat dihalau aparat keamanan terdiri dari ratusan personil Polisi perairan, hingga tidak sampai membuat aktifitas pelabuan bongkar muat tersebut terganggu.
Petugas menggunakan dua kapal penarik tongkang (talk boat) serta satu kapal patroli bermesin turbo.
Aksi kejar-kejaran sempat terjadi, antara kapal patroli dengan beberapa perahu nelayan yang sesekali berusaha menerobos barikade kapal petugas. Satuan pengamanan aksi dipimpin langsung Wakapolres Sumbawa Barat, Kompol. Achmad. Kapal patroli polisi melakukan manuver beberapa kali untuk mengendalikan aksi perahu nelayan yang sudah mulai mendekati pelabuhan.
Sementara itu disaat bersamaan, aksi demontsrasi juga terjadi tepat di akses jalan utama tambang Newmont di Benete. Ratusan massa juga berorasi agar pemerintah pusat mendengar tuntutan pemerintah dan masyarakat. Aksi disini dilaporkan berlangsung damai dan tidak terjadi penutupan akses sebagaimana aksi sebelumnya.
Puluhan personil polisi dari brimob dan perintis pasukan pengendali massa terlihat berjaga-jaga lengkap dengan peralatan pasukan huru hara, seperti tameng dan pentungan.