ASA DARI BENDUNGAN PANDANDURE Oleh Slamet Hadi Purnomo

id

          Lombok Timur, NTB,  (ANTARA) -  Pembangunan Bendungan Pandandure di Desa Swangi  yang merupakan  bagian Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan  Ekonomi Indonesia (MP3I), menjadi harapan warga Lombok Timur untuk mengatasi deraan musim kering berkepanjangan di daerah itu.

        Pembangunan bendungan seluas 442 hektare tersebut diharapkan akan mampu menopang ketersediaan pasokan air yang memadai guna meningkatkan produksi pertanian lahan kering, menjadi lebih produktif.  
   Deraan musim berkepanjangan di sejumlah daerah di Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya di Lombok bagian selatan, memang bukan hal baru. Pada tahun 1960-an ancaman kekeringan yang diikuti kelaparan bahkan melanda daerah itu.

        Kekeringan berkepanjangan juga mengakibatkan ratusan ribu hektare lahan pertanian di daerah itu gagal panen. Petani kehilangan mata pencaharian dan tak ada lagi persediaan makanan.

        Berbagai cara dan upaya untuk mengatasi masalah tersebut sudah dilakukan. Gubernur NTB saat itu Ruslan Cakraningrat bahkan menggelar khusus yang diberinama Operasi Penanggulangan Lombok Selatan. Namun, upaya itu belum membuahkan hasil.

        Selanjutnya, pada era kepemimpinan Gubernur Wasita Kusumah, dilakukan juga Operasi Penanggulangan Wijaya Kusuma. Hasilnya belum menuntaskan masalah kelaparan di Lombok bagian selatan.

        Sementara itu, pada saat Gubernur Gatot Suherman, dengan dukungan pemerintah pusat didatangkanya para ahli dari luar negeri untuk melakukan penelitian. Akhirnya ditemukan solusi, yakni  dengan menanam padi yang dapat tumbuh di lahan kering yaitu gora.

        Budidaya padi jenis gogo rancah merupakan bagian dari solusi musim kering berkepanjangan di NTB.  Budidaya tanaman padi ini dinilai cocok untuk tanah kering atau tanah tadah hujan.

        Gubernur Gatot Suherman melalui Operasi Tekad Makmur berupaya agar masyarakat Lombok Selatan  terbebas dari kelaparan. Seluruh sumber daya dikerahkan untuk menyukseskan program ini. Operasi itulah yang kemudian menginspirasi penanaman padi gora di lahan kering di seluruh NTB.

        Atas keberhasilannya tersebut Gubernur Gatot Suherman bahkan memperoleh penghargaan dari badan pangan dunia Food Association Organization (FAO). Keberhasilan itu pulalah yang kemudian melekatkan citra NTB sebagai "Bumi Gora".

    
                            Dinantikan
   Meski NTB dikenal sebagai bumi gora, yang mencitrakan bumi yang kering dan hanya padi gora yang bisa tumbuh di daerah ini, namun lambat laun mulai berubah. Pembangunan sistem irigasi dan sektor pertanian secara lebih luas yang berhasil, menjadikan lahan-lahan kering bisa ditanami juga padi jenis lainnya.

        Jenis padi gora hingga kini memang masih ditanam petani terutama di daerah lahan kering seperti Lombok Tengah dan Lombok Timur bagian selatan, tapi arealnya mulai berkurang. Daerah-daerah yang masih menanam padi gora itu karena belum bisa terjangkau sistem irigasi walaupun telah dibangun bendungan Batujai di sekitar  kawasan tersebut.

        Pemerintah NTB sejak 1980 telah membangun sejumlah bendungan untuk mengantisipasi musim kering berkepanjangan. Bendungan tersebut diantaranya Batujai dan Pengga di Lombok Tengah, serta Mamak, Tiu Kulit, Batu Bulan, Sumi, Plara, Parado dan Parado di Pulau Sumbawa.

        Karena itu, pembangunan bendungan Pandandure di Kecamatan Terara, Lombok Timur, diharapkan juga akan menjadi solusi masalah kekeringan di wilayah Lombok bagian selatan.

        Bendungan yang pembangunannya menelan anggaran Rp728 miliar itu diharapkan akan mampu mengairi ribuan hektar lahan pertanian setempat.

        Pembangunan bendungan Pandandure sudah lama dinantikan masyarakat Lombok, khususnya Lombok bagian Selatan, untuk meningkatkan hasil pertaniannya. Dengan air yang mengalir setiap saat dari bendungan ini, lahan kering di wilayah Lombok bagian selatan akan berubah  menjadi lahan yang produktif.

        Data Balai Wilayah Sungai I NTB menyebutkan, bendungan Pandandure dalam kondisi pasokan air cukup akan bisa mengairi daerah irigasi Swangi sekitar 2.621 hektare, Pandandure 2.478,5 hektare,  pasokan ke Sungai Gambir untuk daerah irigasi Ineratu, Pelapak, Penendem dan Tundak 3.162 hektare. Bahkan, jika memungkinkan juga daerah irigasi Sakra dan Kondak.

        Gubernur NTB, TGH. M. Zainul Majdi saat acara penggalian tanah pertama (ground breaking) pembangunan bendungan Pandandure mengatakan, pembangunan bendungan Pandandure  di Desa Swangi, Kabupaten Lombok Timur akan meningkatkan produksi pertanian, karena lahan kering yang cukup luas di Lombok  bagian selatan akan menjadi lahan produktif.

        Penggalian tanah pertama pembangunan bendungan tersebut  diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui telekonference. Gubernur NTB berdialog dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama seluruh Menteri Kabinet Indonesia Bersatu jilid dua yang mengikuti video conference di Jakarta Convetion Centre (JCC).  
   Zainul berharap, dengan selesainya pembangunan bendungan itu produksi padi yang selama ini hanya 3,5 ton per hektare bisa meningkat menjadi enam ton per hektare. Peningkatan produksi padi ini juga dalam rangka mempertahankan status NTB sebagai penyangga swasembada pangan nasional.  
   Data Badan Pusat Statistik NTB, produksi gabah kering giling di daerah ini pada 2010 berdasarkan angka sementara sebanyak 1.774.499 ton, sedangkan pada 2011 diperkirakan mencapai 1.933.829 ton atau meningkat 12,36 persen yang terdiri padi sawah 1.818.590 ton dan padi ladang 175.239 ton.

        Peningkatan produksi tersebut didorong oleh meningkatnya luas panen padi. Luas panen padi pada 2010 sebanyak 374.284 hektare yang terdiri padi sawah 329.594 hektare dan padi ladang 44.690 hektare.  Sementara pada 2011 diperkirakan luas panen padi sawah sekitar 350.682 hektare dan padi ladang 47.346 hektare.

        Bendungan Pandansure yang rencananya dibangun di areal seluas 442 hektare, sementara yang sudah dibebaskan seluas 330 hektare, atau sudah mencapai 80 persen. Pembangunan bendungan ini rencananya akan rampung pada 2014.

        Sementara itu, Bupati Lombok Timur, H. M. Sukiman Azmy, menyampaikan penghargaan yang tinggi atas pembangunan bendungan Pandandure yang juga perwujudan dari janji besar Gubernur NTB, selain janji memperbaiki sarana irigasi, sarana kelistrikan dan infrastruktur jalan.

        "Kami bersyukur pembangunan bendungan Pandandure mulai dilakukan, sehingga kalau sudah jadi, tentunya akan bisa memberikan manfaat kepada masyarakat di Lombok, khususnya Lombok Timur," ujarnya. (*)

KETERANGAN FOTO:

1. Gubernur NTB, M Zainul Majdi (3-kiri) bersiap melakukan dialog jarak jauh dengan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono di lokasi pembangunan proyek bendungan Pandan Dure, Desa Swangi, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur, NTB, Jumat (27/5). Proyek pembangunan bendungan Pandan Dure berada dikoridor ekonomi Bali-Nusa Tenggara dengan perkiraan investasi senilai Rp728 miliar adalah salah satu dari 17 proyek yang dicanangkan pembangunannya oleh Presiden sebagai Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). FOTO ANTARA/Ahmad Subaidi/ss/pd/11.

2. Sebuah alat berat melakukan penggalian tanah perdana(Groundbreaking) di lokasi pembangunan proyek bendungan Pandan Dure, Desa Swangi, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur, NTB, Jumat (27/5). Proyek pembangunan bendungan Pandan Dure berada dikoridor ekonomi Bali-Nusa Tenggara dengan perkiraan investasi senilai Rp728 miliar adalah salah satu dari 17 proyek yang dicanangkan pembangunannya oleh Presiden sebagai Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). FOTO ANTARA/Ahmad Subaidi/ss/pd/11.