NTB SURPLUS BERAS 620.933 TON

id

     Mataram, 3/11 (ANTARA) - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Nusa Tenggara Barat menyatakan daerah ini mengalami  surplus atau kelebihan produksi beras sebanyak 620.833 ton.
     "Nusa Tenggara Barat boleh dibilang sudah surplus beras karena produksi beras hingga September 2011 mencapai 1.165.272 ton, sedangkan tingkat konsumsi beras penduduk NTB yang jumlahnya sekitar 4,4 juta jiwa sebanyak 544.338 ton," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Nusa Tenggara Barat (NTB) H Abdul Ma'ad, di Mataram, Kamis.
     Ia menyebutkan, produksi beras sebanyak 1.165.272 ton dihasilkan dari produksi gabah kering giling (GKG) sebanyak 2.056.879 ton hingga September 2011, atau sudah mencapai 101,98 persen dari yang ditargetkan pemerintah pusat sebanyak 2.016.978 ton, pada 2011.
     Sesuai angka ramalan (Aram) III Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, kata Abdul, peningkatan produksi padi tersebut disebabkan meningkatnya luas panen padi pada 2011, yakni  mencapai 416.079 ha atau meningkat sebesar 11,27 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
     Faktor lainnya adalah karena meningkatnya produktivitas padi sebesar 4,26 persen, yaitu dari 47,41 kwintal (kw) per ha pada 2010 menjadi 49,43 kw/ha pada 2011.
     "Jadi, selain luas lahan padi yang bertambah melalui program ekstensifikasi lahan, produksi padi NTB meningkat juga disebabkan produktivitas lahan padi yang mengalami peningkatan," katanya.
     Ia menyebutkan, produksi GKG sebanyak 2.056.879 ton tersebut dihasilkan dari lahan sawah seluas 367.301 ha dengan produktivitas mencapai 51,45 kw/ha, sehingga total produksinya sebesar 1.888.123 ton dalam bentuk GKG.
     Untuk padi ladang, luas panennya mencapai 48.778 ha, dengan produktivitas sebesar 34,60 kw/ha, sehingga produksi padi ladang mencapai 168.756 ton dalam bentuk GKG.
     "Dengan angka produksi tersebut berarti produksi padi NTB pada 2011 diramalkan oleh BPS NTB mengalami peningkatan yang cukup besar, yakni mencapai 15,91 persen dari 1.774.499 ton pada 2010," katanya.
     Abdul mengatakan, jumlah produksi padi akan terus meningkat karena masih ada sekitar 28.029 ha lahan padi yang akan dipanen pada Oktober hingga Desember 2011.
     Oleh sebab itu, kata dia, pihaknya terus berupaya agar tidak terjadi serangan hama dan penyakit yang bisa menyebabkan gagal panen.
     "Tugas kami ke depan adalah mengamankan sisa produksi padi. Caranya dengan mengoptimalkan peran penyuluh pertanian dan petugas pengendali organisme pengganggu tanaman (POPT)," katanya. (*)