Surabaya (ANTARA) - PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali (UIT JBM) memastikan keandalan suplai listrik ke Bali, untuk mendukung pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di wilayah setempat. General Manager PLN UIT JBM, Didik F Dakhlan, di Surabaya, Rabu, mengatakan, untuk saat ini suplai listrik ke Bali telah mencapai 270 MW, dengan beban puncak mencapai 765 MW.
"Pada pelaksanaan G20 pasti akan meningkat. Dan kami, akan terus mengantisipasi kemungkinan yang kerapkali menjadi penyebab terjadinya gangguan, karena suplai listrik dari sistem Jawa Timur ke sistem Bali ini sangat penting," kata Didik.
Dengan kontinuitas penyaluran listrik yang andal, diharapkan sistem kelistrikan di Bali terbantukan, karena apabila terjadinya gangguan pada sistem Paiton - Banyuwangi, dalam satu hari, PLN mengeluarkan biaya sekitar Rp13 miliar untuk mengoperasikan pembangkit berbahan bakar solar.
Sebelumnya, Executive Vice President Transmisi Jawa- Madura-Bali, Eko Yudo Pramono, juga telah melakukan pengecekan pada lokasi-lokasi yang menjadi jalur utama suplai listrik ke Pulau Bali.
Baca juga: Siap pimpin transisi energi, Dirut PLN beberkan jurus capai Net Zero Emission 2060
Baca juga: PLN ajak masyarakat gunakan kompor induksi di ajang Car Free Day
"Sebesar 30 persen energi listrik di Bali merupakan suplai dari PLTU di Paiton yang dialirkan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV dan diteruskan menggunakan Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLT) Ketapang," katanya.
Dalam kunjungannya itu, Eko memantau keandalan sistem kelistrikan untuk mendukung G20, dan meminta penjagaan pada infrastruktur PLN agar terhindar dari gangguan eksternal, seperti layang-layang. Eko juga melakukan pengecekan kesiapan pada Gardu Induk (GI) yang merupakan pemasok utama venue G20, yakni di GI Nusa Dua, GI Pecatu, GI Bandara, GI Sanur dan GI Kapal.