Jakarta (ANTARA) - Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan teknologi produksi hidrolisat kedelai untuk meningkatkan ketersediaan zat besi pada asupan makanan untuk mencegah malnutrisi, anemia, dan kekerdilan.
"Dasar dari riset ini yang pertama adalah bagaimana keseimbangan besi di dalam tubuh dikontrol melalui penyerapan," kata perekayasa ahli utama Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN Noer Laily dalam Webinar Talk to Scientists Riset dan Inovasi untuk Kedaulatan Pangan dan Energi yang diikuti secara virtual di Jakarta, Selasa.
Ia menuturkan 90 persen kebutuhan besi dalam tubuh berasal dari luar, sehingga terjadi kehilangan besi, terutama saat menstruasi, kehamilan, dan pertumbuhan pada bayi, anak, serta remaja. Untuk itu, diperlukan penambahan zat besi dari asupan makanan.
Lebih dari 50 persen kasus anemia disebabkan rendahnya ketersediaan dari zat besi yang dikonsumsi. Remaja perempuan yang menderita anemia berisiko melahirkan bayi dengan kekerdilan.
Baca juga: BRIN: Sampah antariksa China melintasi Sumatera
Baca juga: BRIN harmonisasikan pengganti Perpres 93/2011 tentang kebun raya
Stunting merupakan gagal pertumbuhan pada bayi atau anak di mana tinggi badan terlalu rendah atau tidak sesuai dengan perbandingan usia. "Hidrolisat kedelai ini merupakan ingredient (bahan/unsur) yang bisa diformulasikan ke dalam berbagai macam produk untuk mencegah malnutrisi, mencegah anemia dan stunting," ujarnya.
Hidrolisat kedelai yang mengandung biopeptida dengan berat molekul <20 kilodalton (kd) diproses melalui teknologi termal menggunakan alat steam blasting dan proses enzimatis menggunakan enzim protease. "Kami sudah mendapatkan teknologi bagaimana memproduksi hidrolisat kedelai," tutur Noer.
Biopeptida tersebut dapat meningkatkan absorbsi zat besi dengan menjaga zat besi tetap larut, mereduksi ion feri menjadi fero dan meningkatkan transportasi zat besi melalui membran.
Berita Terkait
Unram dan BRIN berkolaborasi mengembangkan ekonomi masyarakat pesisir
Kamis, 19 September 2024 3:20
Unram dan BRIN kolaborasi kembangkan ekonomi masyarakat pesisir
Rabu, 18 September 2024 16:39
Vaksin hepatitis C dikembangkan lewat kerja sama multi disiplin
Kamis, 5 September 2024 20:36
BRIN: Potensi gempa 15 segmen megathrust di Indonesia
Senin, 2 September 2024 16:51
BRIN: Beasiswa riset Baznas dorong talenta periset muda
Rabu, 28 Agustus 2024 10:24
Kepala BRIN kemukakan urgensi riset bioteknologi
Jumat, 23 Agustus 2024 18:02
Peneliti BRIN temukan anggrek spesies baru endemik asal Sulawesi
Minggu, 18 Agustus 2024 15:50
Education at Nusantara must prioritize local communities: think tank
Selasa, 30 Juli 2024 3:37