Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyebutkan fasilitas pengolahan sampah menjadi bahan bakar atau "Refuse Derived Fuel" (RDF) Rorotan siap dioperasikan secara bertahap usai dievaluasi secara menyeluruh.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto di Jakarta, Minggu mengatakan evaluasi menyeluruh dilakukan untuk memastikan fasilitas beroperasi secara aman dengan meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan.
"Salah satunya dengan penambahan tiga unit deodorizer untuk mengendalikan potensi bau di area proses, gudang produk, dan area residu," kata dia.
Asep menyampaikan, Pemprov DKI juga melengkapi sistem pengendalian gas buang antara lain pemasangan "baghouse" filter untuk menyaring partikel debu dan "wet scrubber" untuk menyisihkan polutan gas.
Baca juga: DLH Mataram anggarkan Rp100 juta perbaikan tembok TPST jebol akibat banjir
Lalu, "wet electrostatistic precipitator" untuk menangkap partikulat halus dan kabut pada gas buang, serta alat "carbon active" yang mampu menyerap senyawa kimia berbahaya dalam gas buang. Asep melanjutkan, penambahan alat "induced draft fan" kedua juga dilakukan untuk mengoptimalkan aliran gas menuju cerobong.
“Selain itu, dua alat eksisting juga telah kami modifikasi, yakni wet scrubber dan cerobong, agar emisi yang dilepaskan ke udara benar-benar aman dan memenuhi baku mutu lingkungan,” tambahnya.
Baca juga: Layanan TPS mobile diterapkan di pasar tradisional Mataram
Asep mengatakan RDF Plant Rorotan adalah wujud transisi Jakarta menuju pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan. Dia berharap, melalui sistem pengendalian yang sudah diperkuat, RDF Plant Rorotan dapat beroperasi secara optimal sekaligus menjadi contoh pengelolaan sampah modern perkotaan di Indonesia.