Dolar AS tergelincir jelang pidato ketua Fed

id kurs dolar,indeks dolar,pidato Fed,bunga Fed,pertemuan Fed

Dolar AS tergelincir jelang pidato ketua Fed

Uang kertas AS satu dolar terlihat di depan grafik saham yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil pada 8 Februari 2021. ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/pri.

New York (ANTARA) - Dolar AS tergelincir dalam perdagangan bergejolak pada akhir transaksi Kamis (Jumat pagi WIB), karena para pedagang menunggu pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Jumat untuk petunjuk lebih lanjut tentang laju kenaikan suku bunga bank sentral AS ke depan.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama rivalnya, turun 0,19 persen menjadi 108,4670. Indeks bertahan sedikit di bawah level tertinggi 20 tahun di 109,29 yang dicapai pada 14 Juli.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 0,9973 dolar AS dari 0,9965 dolar AS di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,1828 dolar AS dari 1,1788 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,6978 dolar AS dari 0,6906 dolar AS.

Dolar AS dibeli 136,46 yen Jepang, lebih rendah dari 137,09 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9635 franc Swiss dari 0,9670 franc Swiss, dan turun menjadi 1,2937 dolar Kanada dari 1,2976 dolar Kanada.

Baca juga: Dolar AS menguat, para pedagang menunggu pidato ketua Fed
Baca juga: Dolar AS naik ke tertinggi lima pekan


Ketua Fed Jerome Powell diperkirakan akan berbicara pada Jumat di simposium bank-bank sentral di Jackson Hole dan para edagang akan memperhatikannya untuk mencari petunjuk tentang jalur suku bunga Fed di masa depan. Investor terombang-ambing antara kemungkinan kenaikan suku bunga 50 atau 75 basis poin pada pertemuan September karena The Fed memerangi inflasi sambil menghadapi beberapa data ekonomi AS yang lebih lemah.

"Kami pikir prospek masih terlalu tidak pasti bagi The Fed untuk mengambil kebijakan, karena tren yang menggembirakan baru-baru ini dalam data mungkin tidak dapat dipertahankan dalam jangka menengah," Mark Haefele, kepala investasi di UBS Global Wealth Management, mengatakan dalam sebuah analisis pada Kamis (25/8/2022).