Cahaya Lombok berangkatkan 123 PMI bekerja di FGV Plantation Malaysia

id Cahaya Lombok,FGD Berhard,PMI

Cahaya Lombok berangkatkan 123 PMI bekerja di FGV Plantation Malaysia

Pelepasan sebanyak 123 pekerja migran Indonesia (PMI) asal NTB di kantor PT Cahaya Lombok. (ANTARA/Awaludin)

Mataram (ANTARA) - PT Cahaya Lombok memberangkatkan sebanyak 123 orang pekerja migran Indonesia (PMI) untuk bekerja di ladang perkebunan kelapa sawit milik Felda Global Ventures (FGV) Holdings Berhad, salah satu Badan Usaha Milik Negara Malaysia.

Pelepasan ratusan PMI tersebut dilakukan oleh Komisaris PT Cahaya Lombok H Lalu Didiek Yuliadi, bersama Direktur Utama PT Cahaya Lombok Hj Irene Yanti Manuwu, di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (28/9/2022).

"Yang diberangkatkan hari ini adalah prekrutan mulai Agustus 2022, karena kuota yang diberikan pada Agustus, dan sesuai ketentuan diproses mulai dari sana. Semuanya akan ditempatkan di ladang FGV Malaysia," kata H Lalu Didik Yuliadi.

Ia mengatakan seluruh PMI tersebut diterbangkan dari Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, di Kabupaten Lombok Tengah, langsung menuju bandara di Kuala Lumpur, Malaysia.

Proses pemberangkatan bebas biaya (zero cost) atau nol rupiah karena semuanya ditanggung dulu oleh Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) sampai PMI tiba di negara penempatan.

Lalu Didik menambahkan zero cost tersebut sesuai amanat undang-undang dan sudah ada kesepakatan dengan pihak majikan di Malaysia.

Selain itu, pada saat penandatanganan proses kerja sama antara PT Cahaya Lombok dengan FGV, ada salah satu klausul yang menyebutkan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan oleh PMI untuk proses pemberangkatan.

"Jadi user (pengguna) akan mengganti semua segala biaya-biaya setelah mereka tiba di sana, paling tidak seminggu atau dua minggu mereka akan bayar ke kita. Ini akan terus bergulir sesuai dengan mekanisme yang kita sudah lakukan, dan tidak ada potong gaji," ujarnya.

Terkait dengan gaji, Lalu Didik menyebutkan majikan akan memberikan gaji sebesar 1.500 Ringgit Malaysia (RM) atau sekitar Rp4 hingga Rp5 juta per bulan untuk tiga bulan pertama karena para PMI akan mendapatkan pelatihan kerja terlebih dahulu. Setelah itu, mereka bisa bekerja dan menaikkan gaji dari 1.500 RM hingga 5.000 RM atau bisa mencapai Rp 15 juta per bulan.

Saat ini, menurut dia, ladang-ladang kelapa sawit di Malaysia, sangat memerlukan pekerja terutama untuk potong buah kelapa sawit karena sudah dua tahun PMI tidak masuk ke Malaysia akibat pandemi COVID-19.

"Jadi itu yang utama, mereka sekarang masuk bekerja ke ladang-ladang kelapa sawit di Malaysia, langsung potong buah," ucap Lalu Didik yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (Aspataki) NTB.

Pemberangkatan sebanyak 123 orang warga NTB tersebut merupakan yang pertama untuk FGV Holdings Berhad, setelah dua tahun ditutup akibat pandemi COVID-19. Sebelumnya, PT Cahaya Lombok sudah dua kali memberangkatkan PMI untuk bekerja di ladang-ladang kelapa sawit milik Sime Darby.

"Total hampir 300 orang PMI yang sudah kami berangkatkan pada 2022. Insya Allah akan berangkat lagi ke Sime Darby bergabung dengan PMI dari PPTKIS lain, agar bisa satu pesawat," kata Lalu Didik.