Dinas PUPR mulai tata pedestrian lapak PKL Sangkareang Mataram

id tenda,pesedtian,sangkareang

Dinas PUPR mulai tata pedestrian lapak PKL Sangkareang Mataram

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Miftahurrahman (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mulai menata pedestrian Taman Sangkareang bagian barat untuk pembangunan lapak pedagang kaki lima (PKL).

"Anggaran penataan pedestrian Taman Sangkareang sebesar Rp200 juta, dan sudah mulai dikerjakan sepekan yang lalu," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, Rabu.
 
Menurutnya, dengan anggaran itu penataan pedestrian dilakukan sepanjang 300 meter persegi. Ukurannya, pajang sekitar 100 meter dan lebar 3 meter.

Sementara untuk lantai lapak akan menggunakan keramik kombinasi batu alam. Tidak menggunakan batu sikat atau paving blok agar berbeda dengan pedestrian lainnya.

"Jika tidak ada kendala, proyek tersebut ditargetkan rampung pada November 2022," katanya.

Miftahurrahman menambahkan, setelah pedestrian lapak PKL rampung, selanjutnya untuk pembuatan gerobak dan tenda menjadi ranah Dinas Perdagangan Kota Mataram.

"Kami hanya bertanggung jawab membuat pedestrian," katanya.

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Uun Pujianto sebelumnya mengatakan, dalam konsepnya setelah lapak jadi maka semua PKL Sangkareang berjualan di satu lokasi yakni di bagian barat Lapangan Sangkareang menghadap ke timur sehingga tidak ada lagi PKL yang berjualan di bagian timur lapangan. 

"Setelah lapak jadi, semua PKL fokus berjualan di bagian barat. Tidak ada lagi di lokasi lain," katanya.

Dikatakan, setelah lantai lapak selesai dikerjakan oleh Dinas PUPR, pihaknya akan memasang payung-payung berukuran besar pada setiap lapak sebagai atap agar terlihat seragam.

Payung untuk PKL yang disiapkan sekitar 41 atau sesuai dengan jumlah pedagang tetap di areal tersebut. Dengan demikian, pedagang tidak boleh menggunakan terpal atau kain seadanya sebagai tambahan atap, yang bisa memberikan kesan kumuh.

"Untuk penataan lapak dan pemasangan payung, kita targetkan tahun ini selesai. Sementara untuk pembuatan gerobak akan dilanjutkan tahun 2023," katanya.

Pasalnya, selain menyeragamkan lapak dan payung bagi PKL di Sangkareang, direncanakan juga mereka akan mendapatkan gerobak dengan bentuk dan model yang sama.

Pembuatan gerobak ini, akan menggunakan dana CSR (corporate social responsibility) dari salah satu bank swasta di daerah ini.

"Untuk besaran dana CSR kita belum tahun persis. Tapi kebutuhan pembuatan 41 gerobak PKL itu di atas Rp100 juta," katanya.