Washington (ANTARA) - Negara-negara termiskin di dunia sekarang berutang 62 miliar dolar AS dalam pembayaran utang tahunan kepada kreditur bilateral resmi, atau meningkat 35 persen selama setahun terakhir, kata Presiden Bank Dunia David Malpass.
Malpass pada Kamis (1/12/2022) ikut memperingatkan bahwa peningkatan beban tersebut berpotensi mendorong risiko gagal bayar (default). Kepada konferensi Reuters NEXT di New York, ia mengatakan bahwa dua pertiga dari beban utang ini sekarang berutang ke China, memberikan beberapa rincian laporan statistik utang tahunan pemberi pinjaman pembangunan yang akan dirilis minggu depan.
"Saya khawatir tentang proses gagal bayar yang tidak teratur di mana tidak ada sistem untuk benar-benar mengatasi utang untuk negara-negara miskin," kata Malpass.
Baca juga: Gubernur DIY tawarkan empat program kerja sama ke Bank Dunia
Baca juga: Bank Dunia membantu reformasi sektor keuangan Indonesia 400 juta dolar AS
Berita Terkait
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21
Ikan tuna NTB mengandung merkuri kadar rendah
Rabu, 10 Juni 2015 6:56