Mataram, 10/2 (Antara) - Pekerjaan sebagai inseminator cukup diminati oleh masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Barat karena cukup menguntungkan sejalan dengan program unggulan NTB Bumi Sejuta sapi dengan target satu juta populasi sapi pada 2013.
Ahmad Muzanni, inseminator di Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, Minggu, mengatakan setelah mendapat pelatihan selama 20 hari mengenai teknik inseminasi buatan (IB) di Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) dirinya banyak mendapatkan panggilan dari peternak untuk melakukan inseminasi.
"Untuk inseminasi satu ekor sapi betina jenis sapi Bali saya mendapat upah Rp50.000, sedangkan kalau sapi jenis simental lebih tinggi Rp150.000. Paling tiga kali inseminasi Insya Allah berhasil. Kadang-kadang saya dipanggil peternak tengah malam, karena saat itu induk sedang birahi," katanya.
Ia mengaku bisa melayani kawin suntik atau inseminasi 30 hingga 40 per bulan dan penghasilan yang diperoleh mencapai Rp2 juta hingga Rp2,5 juta per bulan. Karena itu lebih baik bekerja di kampung sendiri daripada meninggalkan keluarga bekerja di Malaysia dengan penghasilan yang hampir sama.
"Pada 1990 saya pernah bekerja sebagai penjaga hotel di Malaysia. Hasilnya saya kumpulkan kemudian saya belikan sapi, setelah mendapat pelatihan IB di BIBD saya langsung mempraktikkan ilmu yang saya peroleh dan ternyata cukup berhasil. Namun karena membutuhkan biaya untuk memperbaiki rumah, sapi saya jual seharga Rp70 juta," katanya.
Menurut Muzanni, saat ini pihaknya lebih banyak melayani permintaan peternak untuk melakukan inseminasi dan ternyata tingkat keberhasilannhya cukup tinggi, sehingga semakin banyak yang meminta untuk dilakukan kawin suntik.
"Saya membutuhkan perlatan inseminasi terutama kontainer untuk menyimpan semen beku, selama ini saya terpaksa menyimpan semen beku di kontainer milik inseminator lain dan ini cukup merepotkan, karena ketika ada panggilan dari peternak untuk melakukan inseminasi saya harus mengambil semen beku yang lokasinya cukup jauh," katanya.
Karena itu, Muzanni telah mengajukan permohonan untuk diberikan bantuan kontainer guna lebih memudahkannya dalam memberikan pelayanan kepada peternak ketika dibutuhkan.
Kepala Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) NTB AW Nasrudin mengatakan permohonan bantuan kontainer dari inseminator tersebut telah disetujui dan akan diserahkan dalam waktu dekat.
"Kami telah menyetujui permintaan bantuan kontainer untuk tempat penyimpanan semen beku tersebut mungkin dalam dua atau tiga hari ini akan diserahkan. Kontainer merupakan salah satu fasilitas penting yang harus dimiliki inseminator agar semen beku bisa disimpan dengan baik," katanya.
Dia mengaku hingga kini NTB kekurangan tenaga inseminator. Jumlah inseminator saat ini sebanyak 217 orang, sekitar 80 persen berada di Pulau Lombok, hanya 20 persen di Pulau Sumbawa.
BIBD NTB juga baru memiliki tujuh orang tenaga laboratorium inseminasi buatan yang bertugas memproduksi semen beku.
"Idealnya setiap satu orang inseminator melayani satu desa. Namun kenyataan sekarang satu orang menangani beberapa desa. Oleh karena itu, kita akan terus berupaya melatih masyarakat, terutama peternak, untuk menjadi inseminator yang profesional," katanya.(*)