Pasar modal Indonesia tumbuh positif sepanjang 2022

id IHSG,pasar modal,saham,bursa,OJK,BEI,bursa efek

Pasar modal Indonesia tumbuh positif sepanjang 2022

Pekerja membersihkan logo IDX di bawah layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (28/4/2022). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/tom.

Jakarta (ANTARA) - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menyampaikan kinerja pasar modal Indonesia mencatatkan pertumbuhan yang positif sepanjang tahun 2022.

Inarno menjelaskan IHSG berada di posisi 6.850,52 poin atau tumbuh 4,09 persen year to date (ytd) pada 28 Desember 2022, setelah sempat menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah di level 7.318,01 pada 13 September 2022. "Sebelumnya, IHSG juga pernah berada di tingkat pertama di kawasan ASEAN dan regional, serta peringkat ke-3 di dunia pada November (2022) lalu," katanya dalam konferensi pers akhir tahun 2022 yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Lanjut dia, nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp9.509 triliun atau tumbuh 15,18 persen ytd pada 28 Desember 2022, yang mana pernah mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah yaitu sebesar Rp9.600 triliun pada 27 Desember 2022.

Dia melanjutkan kinerja Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) cukup menggembirakan, yang mencapai 218,38 poin atau tumbuh 15,53 persen ytd pada 28 Desember 2022 dan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp4.801,27 triliun atau tumbuh 20,52 persen ytd.

Kemudian, dia menyampaikan penghimpunan dana securities crowdfunding (SCF) mencapai Rp713,29 miliar dari 135.778 investor melalui 13 platform penyelenggara SCF hingga 28 Desember 2022, yang mana berhasil dimanfaatkan oleh 334 pelaku UMKM.

Baca juga: OJK tetapkan 901 surat sanksi terhadap pelaku pasar modal
Baca juga: Sektor keuangan jadi opsi sumber pendanaan dorong ekonomi


Namun demikian, dia menyebut kinerja reksa dana masih mengalami penurunan karena beberapa faktor, terutama terkait kebijakan shifting unit link ke instrumen keuangan lain di luar reksa dana.

Adapun, total nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana sebesar Rp505,69 triliun atau minus 12,58 persen ytd hingga 27 Desember 2022, sedangkan, jumlah produk reksa dana sebanyak 2.143 atau turun -2,50 persen hingga 28 Desember 2022.