MMC Ampenan NTB jadi pusat pelatihan pengembangan maggot

id DLH,MMC,Manggot,Mataram,Sampah, pengolahan sampah

MMC Ampenan NTB jadi pusat pelatihan pengembangan maggot

Sebuah kendaraan roda dua melintas di depan pusat pelatihan dan edukasi Mataram Maggot Center (MMC) Kebon Talo, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menjadikan Mataram Maggot Center (MMC) Kebon Talo, Ampenan, sebagai pusat pelatihan dan edukasi pengolahan sampah dengan pengembangan maggot.

"Alhamdulillah setelah MMC operasi Desember 2022, hampir setiap hari kami menerima kunjungan dari warga yang ingin belajar pengolahan sampah melalui budi daya maggot," kata Direktur Pengelola MMC DLH Kota Mataram Kamaruddin di Mataram, Jumat.

Ia yang ditemui di MMC Kebon Talo itu, mengatakan warga yang datang tersebut berasal dari beberapa lingkungan dan kelurahan se-Kota Mataram. Mereka ingin menerapkan pengolahan sampah dengan pengembangan maggot di tempat masing-masing.

DLH sudah menyiapkan ruang khusus untuk teori dan langsung praktik melihat proses tahapan budi daya maggot di MMC, mulai dari menjadi lalat, telur, hingga menjadi larva siap panen. Langkap selanjutnya proses panen, pengemasan, dan pengolahan maggot menjadi maggot kering dengan menggunakan oven dan penggilingan menjadi tepung maggot. "Untuk jumlah hari pelatihan, bisa mereka sesuaikan. Sehari juga kita siap, lebih juga silakan dan kalau belum paham mereka bisa datang lagi," katanya.

Selain dari warga asal Kota Mataram, katanya, MMC juga kerap menjadi lokasi kunjungan kerja atau studi banding dari sejumlah kabupaten/kota, baik di daerah, luar daerah, bahkan luar negeri. Belum lama ini, katanya, MMC dikunjungi anggota Komisi II dan III DPRD Kabupaten Jembrana, Bali dan Kabupaten Sumbawa Barat. Pada 21 Februari, ada juga kunjungan tim peneliti dari United Cities and Local Governments Asia Pacific (UCLG ASPAC) dari Swiss dan Belgia.

"Dalam pemberian informasi dan edukasi, kita berusaha berikan secara maksimal sebagai upaya mengurangi sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA)," katanya.

Pasalnya, kataya,pengolahan sampah melalui budi daya maggot selain mengurangi sampah yang dibuang ke TPA, juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat. Pangsa pasar maggot saat ini sudah banyak, sebab maggot kini banyak diolah menjadi pakan ternak, seperti ayam, burung, dan ikan.

Baca juga: DLH Mataram butuhkan 3 ton sampah untuk pakan maggot di MMC
Baca juga: DLH targetkan 50 kelurahan olah sampah lewat budi daya maggot

Selain itu, maggot juga bisa diolah menjadi tepung yang dijadikan bahan campuran pembuatan pakan ternak. Harga maggot basah sekitar Rp6.000-Rp7.000 per kilogram sedangkan tepung maggot mencapai hingga Rp70 ribu per kilogram.