Ntb Habitat Terbaik Ikan Tuna Sirip Biru

id ikan tuna sirip biru

Ntb Habitat Terbaik Ikan Tuna Sirip Biru

Ilustrasi - Ikan tuna sirip biru (Ist)

Habitat terbaik perkembangbiakan ikan tuna sirip biru itu ada di NTB

Mataram, (Antara) - Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan perairan laut Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai lokasi habitat terbaik bagi ikan tuna sirip biru yang harganya di pasar dunia cukup tinggi.

"Habitat terbaik perkembangbiakan ikan tuna sirip biru itu ada di NTB," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Suseno Sukoyono di Mataram, Sabtu.

Ia menjelaskan di pasar internasional harga 1 ikan tuna sirip biru bisa mencapai Rp1 miliar. Oleh karenanya, KKP berharap perairan di laut NTB bisa terus terjaga dengan baik mengingat Indonesia merupakan salah satu penghasil ikan tuna di Indonesia dan salah satu terbesar di dunia.

Selain itu, ketua Dewan Ikan Hias Indonesia ini juga menambahkan selain ikan tuna, NTB juga terkenal dengan lokasi pembudidayaan mutiara south sea pearls terbaik di dunia sebab mutiara dari daerah Lombok adalah salah satu mutiara yang sangat berkualitas dan bermutu tinggi.

"Inilah kelebihan yang dimiliki perairan di NTB tidak sama dengan daerah lain di Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, Dinas Perikanan dan Kelautan NTB menyebutkan sebanyak 50 persen dari produksi ikan tuna di daerah itu dikirim ke luar negeri. Dari total 184 ribu ton produksi ikan (tuna, kerapu, dan udang) yang dihasilkan dari perairan laut NTB, 50 persen diantaranya di dominasi oleh ikan tuna dan semuanya di ekspor untuk memenuhi kebutuhan pasar Eropa dan Jepang.

Menurut Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan NTB Aminollah ada dua perusahaan besar penangkap dan pengepul ikan tuna di daerah itu, kedua perusahaan tersebut beroperasi di Pelabuhan Lombok, bahkan saat ini mengembangkan usahanya sampai ke Tanjung Luar.

"Kalau di NTB itu harga ikan tuna perkilonya Rp35-45 ribu, tetapi kalau sudah di luar lebih dari itu," katanya.

Namun, sayangnya meski produksi ikan tuna di NTB cukup tinggi, nelayan atau pungusaha kita masih mengirim ikan tuna dalam bentuk gelondongan, karena sampai saat ini NTB bukan daerah eksportir.

"Kami belum memiliki pelabuhan ekspor sendiri seperti di Bali atau derah lain di Indonesia, sehingga belum memberikan nilai tambah bagi para nelayan," ujarnya.

Secara nasional ikan tuna memberikan devisa negara yang cukup besar setelah udang, namun meskipun memberikan devisa cukup besar bagi negara tetapi belum bisa memberikan nilai tambah bagi para nelayan, karena daerah ini belum memiliki pelabuhan ekspor sendiri.

Oleh karena itu, ia berharap kedepan dengan selesaianya pembangunan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Teluk Awang di Kabupaten Lombok Tengah tahun 2015, pengiriman ikan tuna bisa langsung dari NTB.

Selain itu, dalam usaha memberikan nilai tambah dan dukungan terhadap potensi ikan tuna asal NTB, saat ini pemerintah daerah sedang melakukan kerjasama dengan lembaga riset yang peduli terhadap ikan tuna, salah satunya dari Amerika Serikat dan Belanda.

"Di Indonesia baru NTB yang melakukan kerja sama itu," jelas Aminollah.