Indonesia edico-activist wins Goldman Environmental Prize

id Delima Silalahi,Goldman Environmental Prize,Indigenous People,North Sumatera

Indonesia edico-activist wins Goldman Environmental Prize

Delima Silalahi, the 2023 Goldman Environmental Prize awardee. (ANTARA/HO-Edward Tigor)

Jakarta (ANTARA) - Aktivis lingkungan akar rumput Delia Silalahi dari Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara, telah memenangkan Goldman Environmental Prize, sebuah penghargaan tingkat internasional, untuk tahun 2023.“
 

Penghargaan ini akan menjadi pemacu bagi saya untuk terus memperjuangkan isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan dan masyarakat adat,” kata Silalahi, menurut keterangan yang dikeluarkan di Jakarta, Senin.

Penghargaan Lingkungan Goldman diberikan kepada aktivis lingkungan akar rumput di seluruh dunia atas prestasi dan kepemimpinan mereka dalam menginspirasi orang untuk mengambil tindakan nyata untuk melindungi Bumi.

Silalahi adalah direktur eksekutif sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) bernama Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPP) yang bekerja untuk melestarikan hutan tradisional Sumatera Utara.

Pada Februari 2022, pemerintah menganugerahkan penatagunaan hutan adat seluas 7.213 hektare kepada enam kelompok masyarakat adat berkat kampanye khusus yang dilakukan Silalahi dan masyarakat adat di tanah Batak.

“Saya sangat senang dengan pencapaian ini, tapi saya tidak melihatnya sebagai pencapaian pribadi. (Penghargaan) ini menandai kemenangan gerakan masyarakat adat di Indonesia,” katanya.

“Pengakuan hak atas tanah dan identitas kami tidak datang begitu saja dari langit. Tidak diberikan begitu saja oleh pemerintah. Kami perjuangkan, dan kami tidak melanggar peraturan apapun karena hak kami untuk berjuang dijamin oleh konstitusi. ," tegasnya.

Selain Silalahi, sejumlah tokoh Indonesia pernah mendapatkan penghargaan tersebut, seperti Loir Botor Dingit (1997), Yosepha Alomang (2001), Yuyun Ismawati (2009), Prigi Arisandi (2011), Aleta Baun (2013), dan Rudi Putra (2014).
 

Penghargaan Lingkungan Goldman diprakarsai oleh pemimpin komunitas dan dermawan Amerika terkenal Richard dan Rhoda Goldman di San Francisco 34 tahun yang lalu. Selama masa hidupnya, yayasan tersebut telah memberikan dampak positif yang signifikan di planet Bumi.

Sejauh ini, yayasan tersebut telah memberikan penghargaan kepada 219 orang, termasuk 98 wanita dari 95 negara. Sebagian besar penerima beasiswa telah menduduki peran penting di negara mereka, antara lain sebagai pemimpin LSM, pejabat negara, dan kepala negara.

“Saat ini, ketika dunia menyadari bahwa berbagai krisis lingkungan akut, seperti perubahan iklim, ekstraksi bahan bakar berbasis fosil, serta polusi udara dan air sedang berlangsung, menjadi jelas bagi kita bahwa semua bentuk kehidupan di planet ini saling berhubungan," kata ketua yayasan, John Goldman.

Pemenang hadiah akan diumumkan dalam dua upacara langsung. Upacara pertama akan diadakan di War Memorial Opera House di San Francisco pada pukul 17:30 waktu setempat pada 24 April. Ini akan menjadi upacara pertama yang diadakan secara offline sejak 2019.

Upacara tersebut akan dipandu oleh Rue Mapp, pendiri Outdoor Afro, sebuah LSM yang didedikasikan untuk orang-orang Afro-Amerika dan hubungan serta kepemimpinan mereka.

Itu juga akan menampilkan Aloe Blacc sebagai musisi tamu dan akan disiarkan langsung di saluran Youtube Goldman Environmental Prize.

Upacara kedua akan berlangsung pukul 7 malam waktu setempat pada tanggal 26 April di Teater Eisenhower, yang terletak di Pusat Seni Pertunjukan John F. Kennedy, Washington DC. Upacara akan dipandu oleh jurnalis pemenang Hadiah.

Baca juga: Desain bangunan IKN ramah lingkungalingkungan


Pulitzer  dan akan menampilkan sambutan khusus oleh mantan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi.