Mayat Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Laut

id mayat mengapung

"Seperti biasa, saya menunggu wisatawan yang membutuhkan jasa transportasi di Pelabuhan Teluk Nare. Tiba-tiba saya mendapat kabar sebuah kapal barang menemukan sesosok mayat yang mengapung di tengah laut,"
Mataram, (AntaraNTB) - Sesosok mayat tanpa identitas ditemukan mengapung di laut sekitar perairan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Selasa sekitar pukul 09.30 WITA.

Adi, salah seorang warga yang ikut membawa mayat tanpa identitas menuju Rumah Sakit Bhayangkara Mataram itu, mengatakan bahwa mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang nahkoda kapal barang bernama Charlos.

"Seperti biasa, saya menunggu wisatawan yang membutuhkan jasa transportasi di Pelabuhan Teluk Nare. Tiba-tiba saya mendapat kabar sebuah kapal barang menemukan sesosok mayat yang mengapung di tengah laut," katanya.

Tidak lama kemudian, kata dia, datang beberapa anggota kepolisian setempat. "Katanya mau mengevakuasi mayat yang ditemukan mengapung di tengah laut," ujar Adi yang sehari-harinya bekerja sebagai supir jasa transportasi di Pelabuhan Teluk Nare itu.

Sekitar satu jam lamanya, lanjut Adi, polisi datang menggunakan perahu warga dengan membawa kantung berwarna kuning yang mengeluarkan aroma tidak sedap. "Kami menduga di dalam kantong itu isinya jasad yang ditemukan nahkoda kapal," ucapnya.

Selanjutnya, kantong kuning yang diduga berisi jasad itu diangkut menuju kendaraan jenazah milik RS Bhayangkara Mataram yang sebelumnya sudah siap di Pelabuhan Teluk Nare. "Setelah diturunkan dari perahu, saya ikut membantu mengangkat jasadnya ke dalam mobil jenazah dan disuruh ikut," katanya.

Kemudian, sekitar pukul 13.00 WITA, mayat tanpa identitas itu sampai ke RS Bhayangkara Mataram. Nampak sebuah kendaraan roda empat berwarna putih membuntutinya dari belakang yang didalamnya terdapat empat orang warga negara asing asal Brazil.

Setelah jasad diturunkan dari kendaraan menuju ruang visum, keempat WNA asal Brazil itu pun ikut masuk dan meminta izin kepada tim forensik RS Bhayangkara Mataram untuk melihat jasad tanpa identitas yang ditemukan di sekitar perairan Pemenang, Lombok Utara.

Sehubungan hal itu, Kepala Bidang Humas RS Bhayangkara Mataram AKP I Wayan Redana menjelaskan bahwa keempat WNA asal Brazil itu ingin memastikan apakah jenazah itu temannya yang hilang sejak lima hari yang lalu.

"Mereka berasal dari Brazil, ada seorang temannya sejak lima hari yang lalu belum juga kembali ke tempat penginapannya di gili," ujarnya.

Diketahui, identitas rekannya itu bernama Fernando Vieira Campello (24) yang juga berasal dari Brazil. "Menurut mereka di lengan kirinya ada tato, makanya mereka ingin memastikan dengan melihat jasadnya secara langsung," katanya.

Namun setelah melihat jasad tersebut, keempat WNA asal Brazil memastikan jenazah itu bukan rekannya bernama Fernando yang hilang sejak lima hari lalu. Setelah mengetahui itu, empat WNA asal Brazil tersebut bergegas meninggalkan RS Bhayangkara Mataram.

Wayan Redana mengatakan bahwa proses identifikasi jasad tidak bisa hanya dilihat secara kasat mata. "Belum tentu dari ciri yang mereka sebutkan yaitu ada tato di tubuhnya langsung dapat diketahui," ucapnya.

Menurutnya, jasad itu diperkirakan sudah hampir seminggu mengapung di tengah laut karena dari bentuk tubuh dan aroma tidak sedap yang dikeluarkannya begitu menyengat. "Bisa saja tato itu luntur, jadi perlu dilakukan visum kembali untuk memastikan identitasnya," kata Wayan Redana.

Terkait visum, pihaknya belum bisa melakukannya, karena tugas dari RS Bhayangkara Mataram hanyalah menerima dan menampung jasad sampai nantinya datang perintah dari pihak Satuan Reserse dan Kriminal Polres Lombok Barat untuk dilakukan visum.

"Sudah ada prosedurnya, kami tidak bisa sembarang melakukan visum. Harus berdasarkan rekomendasi dan surat penugasan dari pihak Satreskrim Polres Lombok Barat, karena temuan ini berada di wilayah hukum mereka," ucapnya.

Sementara itu, sejumlah warga di lingkungan Pemenang sempat membicarakan penemuan mayat tanpa identitas namun masih utuh tersebut terkait dengan kemungkinan korban jatuhnya pesawat AirAsia di Selat Karimata.(*)