Jasad pemancing tenggelam di perairan Gusu di evakuasi Tim SAR Mataram

id Tim SAR Mataram,Warga tenggelam di Bima,Tim SAR Mataram evakuasi jasad pemancing yang tenggelam, jasad pemancing yang te

Jasad pemancing tenggelam di perairan Gusu di evakuasi Tim SAR Mataram

Korban saat dievakuasi tim SAR gabungan Mataram, Nusa Tenggara Barat (ANTARA/Humas Basarnas Mataram)

Mataram (ANTARA) - Tim SAR gabungan Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengevakuasi jasad pemancing yang tenggelam saat mencari ikan di perairan Gusu, Kabupaten Bima, setelah sebelumnya dikabarkan hilang, karena perahunya ditemukan mengambang.

"Korban ditemukan pertama kali mengambang oleh nelayan setempat di sekitar perairan Bima," kata Kepala Kantor SAR Mataram Lalu Wahyu Efendi dalam keterangan tertulis di Mataram, Minggu.

Ia mengatakan, korban Syafrudiin (38) asal Dusun Lewi Desa Sangiang, Kecamatan Sape Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat hilang selama dua hari, setelah perahunya ditemukan mengambang di wilayah Pantai Bima.

Selanjutnya Tim SAR gabungan melakukan pencarian terhadap korban yang tenggelam dengan melakukan penyisiran di sekitar lokasi perahu korban tenggelam. Namun, pada saat itu korban belum bisa ditemukan dan setelah dua hari hilang, korban ditemukan meninggal dunia di perairan Desa Sangia. "Ditemukan siang tadi arah barat dari lokasi kejadian," katanya

Pada hari Kamis (8/6) korban dilaporkan hilang saat mencari ikan, korban diduga jatuh dari perahu dan tenggelam. “Waktu itu hanya ditemukan perahunya,” katanya.

Setelah dievakuasi, korban dibawa ke rumah duka. Operasi SAR ini melibatkan unsur dari Pos SAR Bima, TNI, Polri, BPBD, nelayan/masyarakat setempat, dan potensi SAR wilayah Bima. "Korban telah dievakuasi ke rumah duka untuk dimakamkan," katanya.

Baca juga: Tim SAR mencari pemancing yang hilang di Bima
Baca juga: Tim SAR mencari dua pemancing di Bima yang dikabarkan hilang


Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Zaenudin Abdul Majid Lombok mengeluarkan peringatan dini kepada masyarakat untuk waspada terhadap gelombang tinggi yang bisa mencapai 4 meter lebih di wilayah NTB. Masyarakat di sekitar pesisir pantai untuk mengurangi aktivitas, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.