Mataram (ANTARA) - Seorang calon jemaah haji asal Embarkasi Lombok Nusa Tenggara Barat atas nama Rusna Ratnawati dari Kabupaten Lombok Tengah di deportasi dari Jeddah, Arab Saudi.
"Yang bersangkutan dideportasi dan tidak bisa masuk di Jeddah karena pernah dideportasi tahun 2016," ungkap Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) NTB Zamroni Aziz di Mataram, Rabu.
Ia menjelaskan Rusna Ratnawati ditolak saat pemeriksaan di Bandara King Abdulaziz International Airport Jeddah. Karena yang bersangkutan (Rusna Ratnawati, red) pernah menjadi TKW yang menggunakan visa umrah alias ilegal.
"Dulu dia umrah kemudian menetap dan bekerja di rumah sakit. Overstay dan kabur dari tempat kerja," terangnya.
Rusna ditolak bersama dengan empat jemaah haji lain asal Indonesia. Dari informasi yang pihaknya himpun, Kedutaan RI di Arab Saudi sudah berupaya semaksimal mungkin agar jemaah haji tersebut diberikan izin menunaikan ibadah haji.
Namun, pihak otoritas Arab Saudi tetap tidak mengizinkan.
"Menurut aturan di Arab Saudi baru bisa masuk di Arab Saudi bagi WNA setelah 10 tahun sejak dideportasi. Artinya jemaah kita ini baru 6 tahun," ungkapnya.
Saat ini, jemaah haji asal NTB tersebut telah dipulangkan ke kampung halamannya di Praya Tengah, Lombok Tengah. Rusna merupakan jemaah haji kloter II yang diberangkatkan pada 8 Juni lalu.
"Jemaah yang bersangkutan memahami itu sehingga beliau legawa, tidak sedih, tahun ini mungkin bukan nasibnya," katanya.
Berita Terkait
1.406 orang mendaftar sebagai calon petugas haji di NTB
Jumat, 22 November 2024 9:41
Kemenag mulai rekrut petugas haji 2025 di Lombok Tengah
Selasa, 5 November 2024 13:28
Jumlah haji asal NTB meninggal menjadi tujuh orang
Jumat, 12 Juli 2024 17:53
Sebanyak 13 kloter jamaah haji asal NTB telah tiba di Tanah Air
Selasa, 9 Juli 2024 13:11
Jamaah haji asal Lombok Utara tiba di tanah air
Sabtu, 6 Juli 2024 22:14
Jamaah haji kloter 10 asal NTB tiba di Lombok
Sabtu, 6 Juli 2024 14:55
Haji asal NTB wafat di Arab Saudi
Jumat, 5 Juli 2024 20:22
Jamaah haji Kloter 9 asal NTB tiba di Lombok
Kamis, 4 Juli 2024 15:40