Dinkes Mataram dibantu Rp3,4 miliar untuk pengadaan alat antropometri

id antropometri,Alat Antropometri,Mataram,Timbangan Bayi

Dinkes Mataram dibantu Rp3,4 miliar untuk pengadaan alat antropometri

Kegiatan pengukuran tinggi badan balita di salah satu posyandu di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mendapatkan dana alokasi khusus (DAK) sekitar Rp3,4 miliar untuk pengadaan alat antropometri yang akan diberikan kepada 360 posyandu di daerah itu.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr Usman Hadi di Mataram, Jumat, mengatakan alat antropometri, antara lain berupa
timbangan bayi digital, timbangan dewasa digital, alat ukur bayi, lingkar lengan, dan lainnya yang semuanya digital.

"Alat tersebut bahkan bisa terkoneksi langsung ke 'smartphone' (telepon pintar)," katanya.

Hal itu dimaksudkan agar pemeriksaan pengukuran bayi berstandar nasional, sekaligus bisa mendeteksi dini kasus perlambatan berat badan balita sehingga tidak terjadi malnutrisi kronik yang akhirnya menjadi stunting.

Hanya saja, katanya, dengan anggaran sekitar Rp3,4 miliar itu, Kota Mataram baru bisa mengadakan timbangan dan alat ukur digital untuk 250 posyandu atau posyandu keluarga (posga) dari 360 posga yang ada di Kota Mataram.

"Sementara sisanya, posga yang belum dapat akan ada hibah lagi dari pemerintah pusat langsung dalam bentuk alat antropometri bukan tidak dalam bentuk anggaran," katanya.

Usman berharap, dengan adanya pengadaan alat antropometri di posga se-Kota Mataram dapat mempercepat penanganan kasus balita kekerdilan di daerah itu.

Berdasarkan hasil penimbangan balita pada Februari 2023, kasus balita kekerdilan di Mataram saat ini turun menjadi 15,66 persen dari 17,13 persen pada hasil penimbangan Agustus 2022.

Dengan adanya penurunan angka balita kekerdilan tersebut, pihaknya optimistis akan mencapai target penurunan balita stunting di Mataram 14 persen hingga akhir tahun ini.

"Sebesar 15,66 persen atau 3.999 kasus balita kerdil (kekerdilan) di Mataram, 70 persen status gizi bagus tapi hanya kurang tinggi," katanya.