Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengupayakan pemulangan tiga pekerja migran Indonesia (PMI) yang meninggal dunia di Turki dan Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
‘’Tiga orang PMI asal Sumbawa Barat meninggal dunia itu bekerja di luar negeri, sehingga pemerintah daerah sedang upayakan proses pemulangan jenazah ketiganya,’’ kata Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumbawa Barat, Slamet Riadi, Kamis.
Pihak keluarga berharap, ketiga jenazah PMI ini bisa dipulangkan dan dimakamkan di kampung halaman di Kelurahan Telaga Bertong, Kelurahan Manala dan Desa Batu Putih, Kecamatan Taliwang.
‘’Keluarga ingin mereka dimakamkan di sini (Sumbawa Barat),’’ katanya.
Ia mengatakan, dua PMI diketahui bekerja di Abu Dhabi, sementara satu orang bekerja di Turki. Mereka yang meninggal merupakan warga Kelurahan Telaga Bertong, Manala dan Desa Batu Putih.
‘’Proses pemulangannya sedang kami koordinasikan lebih lanjut,’’ janjinya.
Kabar meninggalnya tiga PMI asal Sumbawa Barat ini pertama kali dilaporkan pihak keluarga ke Disnakertrans Sumbawa Barat. Sehingga untuk proses lebih lanjut pemerintah daerah berencana akan mengundang perwakilan keluarga termasuk memanggil Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI), perusahaan yang memberangkatkan mereka.
‘’Pihak keluarga tetap berharap agar ketiga bisa dipulangkan dan dimakamkan di Sumbawa Barat. Besok keluarga kami undang, termasuk perusahaan yang memberangkatkan ke tempat tujuan,’’ katanya.
Ia mengatakan, ketiga PMI yang merupakan pahlawan devisa itu meninggal dunia, karena sakit.
‘’Laporan sementara karena sakit. Ini juga sedang kami telusuri lebih lanjut,’’ katanya.
Sebelumnya, pihak keluarga PMI warga Batu Putih diakuinya pernah melaporkan kasus ini ke Disnakertrans Sumbawa Barat dan diterima saat PMI ini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit di Turki.
‘’Bapaknya pernah melapor, meminta agar anaknya segera dipulangkan karena sakit. Tapi tak berselang lama, PMI ini meninggal dunia,’’ katanya.
Ia mengatakan, PMI asal Kecamatan Taliwang itu pertama kali dilaporkan meninggal dunia pada 10 Juli 2023 dan ini sudah 19 hari.
"Kita kami terus berupaya bagaimana pihak keluarga ini difasilitasi untuk kepulangan jenazah tersebut,’’ katanya.